Keseruan Siswa-Siswi St. John High School Belajar Budaya Indonesia di KBRI Canberra 15 Juni 2024 ← Back
Canberra, Kemendikbudristek – Siswa-siswi St. John High School tampak sangat gembira, pasalnya mereka bekesempatan untuk belajar suatu budaya yang baru, yaitu budaya Indonesia langsung di KBRI Canberra. St. John High School adalah sekolah yang terletak di Nowra, suatu wilayah pedalaman di negara bagian New South Wales, Australia. Untuk bisa sampai ke Canberra, mereka harus menempuh jarak sekitar 300 km melalui jalur darat.
Para siswa St. John High School datang ke KBRI Canberra dengan didampingi oleh dua orang guru pada Rabu (19/06). Mereka diterima langsung oleh tim kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra. Selanjutnya para siswa dikenalkan dengan Indonesia secara umum, baik tentang lokasi geografis, penduduk, dan budayanya. Para siswa diberi kesempatan untuk melihat Balai Wisata Budaya yang ada di KBRI Canberra. Di dalam Balai Wisata Budaya mereka dikenalkan dengan artefak kebudayaan Indonesia, seperti rumah adat, pakaian tradisional, alat transportasi khas Indonesia, dan lukisan-lukisan Indonesia.
Kemudian para siswa dikenalkan dengan wayang, baik berupa wayang kulit maupun wayang golek khas Sunda. Mereka diberi kesempatan untuk memainkan wayang layaknya seorang dalang. Setelah puas mencoba wayang, para siswa dibawa ke ruang gamelan. Di sana mereka mendapatkan latihan singkat gamelan Jawa dan dilanjutkan dengan latihan gamelan Bali. Siswa-siswi St. John High School pun berlatih salah satu tari tradisional yang populer di pulau Jawa, yaitu tari jaranan.
Para siswa sangat terpesona dengan bunyi musik gamelan Jawa yang menenangkan. Sementara itu ketika berlatih gamelan Bali, mereka merasakan sebaliknya, lebih dinamis dan energik. Dengan dibimbing langsung oleh staf Atdikbud KBRI Canberra, Muhammad Nur Aziz, para siswa semangat berlatih tari jaranan. Mereka bergerak ke kanan, ke kiri dan berputar di atas jaranan sambil diiringi musik jawa. Mereka tampak menikmati tari jaranan dengan penuh keceriaan. “Canberra yang suhunya -4ºC jadi tidak dingin lagi, karena kami bergerak dan bergerak bersama kuda kepang,” komentar salah seorang siswa.
Menurut Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, kunjungan sekolah ke Balai Wisata Budaya di KBRI Canberra merupakan bagian dari pengenalan budaya Indonesia. Balai Wisata Budaya selalu terbuka untuk siswa dan mahasiswa di Australia. Namun begitu harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dulu. “Sejak dua tahun ini, banyak sekali sekolah dan kampus yang ingin membawa siswanya ke KBRI Canberra untuk pengenalan budaya maupun melakukan lokakarya musik dan tari tradisional Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu atur jadwalnya agar tidak bentrok,” tutur Najib.
Atdikbud Najib mengatakan jika kantor Atdikbud KBRI Canberra selalu siap menerima dan melayani pemintaan sekolah-sekolah di Australia untuk berkunjung. Sekolah yang datang tidak hanya dari Canberra, tapi banyak juga dari luar Canberra. Pada tahun ini ada beberapa sekolah yang berasal dari negara bagian Victoria dan New South Wales yang berkunjung. Bahkan pada tahun lalu ada sekolah dari Rockhampton yang sangat jauh dari Canberra bekunjung ke KBRI.
“Tahun lalu ada sekolah yang datang ke KBRI dari Rockhamton, yang berlokasi di daerah pedalaman negara bagian Queensland. Mereka harus menempuh perjalanan darat selama jam dan dilanjutkan dengan perjalanan udara selama 2 jam untuk bisa sampai ke Canberra. Mereka lakukan karena para guru ingin agar siswanya memiliki kesadaran multibudaya yang baik, sehingga sangat tepat jika berkunjung ke KBRI Canberra,” jelas Najib.
Guru pendamping dari St. John High School yang turut hadir, Lucy Manley, mengaku sangat gembira melihat siswanya bisa mengenal dan menikmati budaya Indonesia. Menurutnya, para siswa datang dari budaya yang seragam karena tinggal di daerah pedalaman yang hanya dihuni oleh orang kulit putih. Sehingga, tambah Lucy, para siswa perlu mengenal dunia luar dan kebudayaan luar secara langsung, khususnya budaya Indonesia sebagai negara tetangga terdekat dan terbesar Australia. Lucy pun berharap di masa depan akan dapat membawa para siswanya berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia. (Atdikbud KBRI Canberra / Editor: Stephanie, Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 786 kali
Editor :
Dilihat 786 kali