Nayla Faizha Efendi, Duta SMA Provinsi Jateng yang Ingin menjadi Pemimpin di Era Indonesia Emas 2045 05 Juni 2024 ← Back
Semarang, Kemendikbudristek — Nayla Faizha Efendi, perempuan kelahiran Semarang ini merupakan Duta SMA Provinsi Jawa Tengah 2023. Ia memiliki hobi menulis, traveling, dan bermusik. Saat ini ia bersekolah di SMA Pradita Dirgantara dan bercita-cita ingin menjadi pemimpin Indonesia pada era Indonesia Emas 2045.
Tidak hanya menjadi Duta SMA Provinsi Jawa Tengah, ia juga memiliki banyak prestasi, seperti Awardee Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4, Pararel 1 SMA Pradita Dirgantara Angkatan 5, Founder The Hemisphere Project, Global Youth Action Fund Awardee 2024 dengan total sponsor $1512 USD, Gold Medal Southeast Asian Mathematical Olympiad 2020, Silver Medal Asian Science and Maths Olympiad (ASMO) 2022, Juara 1 Science Project OGG ITB 2023, Person in Charge Scientific Writing Competition SMA Pradita Dirgantara and The University of Sydney, Sekretaris Summer Camp Programme SMA Pradita Dirgantara and Northern Illinois University, Contribute Writer of book Sound of Voiceless: An Anthology of Poems.
Besar dan tinggal di Semarang, banyak sekali dinamika yang membuat hidupnya lebih bermakna. Di kota tersebut, para inspirator ikut menumbuhkan semangatnya untuk meraih mimpi hingga berani keluar dari zona nyaman. Mereka adalah Sri Mulyani dan Retno Marsudi. Nayla berharap kelak ia dapat menjadi menteri Indonesia seperti mereka. Ia bersyukur terlahir di keluarga yang mengedepankan mimpi anak-anaknya. Orang tua Nayla selalu berpesan padanya untuk mengedepankan karakter di atas pengetahuan.
Nayla bercerita, keinginannya menjadi Duta SMA tumbuh ketika mengikuti kegiatan sukarela pertama kalinya. Saat itu, ia menjadi relawan yang menjelaskan pentingnya edukasi dan pembiasaan baca buku melalui permainan di sekolah yang sangat minim dengan akses perpustakaan. Di penghujung acara, seorang adik kecil, siswi SMP tersebut menghampiri saya dan berkata, ‘Terima kasih, Kak, sudah mampir dan belajar bersama kami. Saya berharap bisa menjadi seperti Kakak suatu saat nanti.”
Di tengah keterbatasan, banyak anak muda Indonesia yang sangat gigih untuk meraih apa yang mereka cita-citakan. Terkesan sederhana, tetapi kata-kata inilah yang kemudian membuka pandangan Nayla akan pentingnya berkontribusi, setidaknya kepada dunia pendidikan melalui cara saya sendiri. Duta SMA merupakan jembatan dari mimpi saya tersebut yang hadir di saat yang tepat. Setelah menjabat, Nayla berusaha untuk tetap bisa memberikan edukasi kepada teman-teman sebaya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan dinas Pendidikan Jawa Tengah dan menjadi narasumber, membuat konten tentang Pelajar Pancasila, maupun berdiskusi, menulis, dan memberikan pandangan saya terkait isu-isu sosial atau pendidikan yang terjadi di Indonesia.
“Selama menjabat menjadi Duta SMA, saya menyadari bahwa kemampuan public speaking merupakan hal yang sangat krusial. Kemampuan untuk beradaptasi, bekerja dalam tim, simpati dan empati juga perlu ditumbuhkan untuk menjadi pejuang yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berbudi pekerti luhur,” ucap Nayla.
Beasiswa Indonesia Maju sudah menjadi targetnya sejak ia masuk SMA. BIM menanggung semua kebutuhannya untuk persiapan S1 LN. Ke depannya BIM juga memfasilitasi segala keperluan.
Sebagai Duta SMA provinsi Jawa Tengah, ia memiliki visi mendorong semua #TemanSMA menjadi pribadi yang kompeten sesuai dengan bidang dan versi terbaiknya masing-masing. Merdeka Belajar secara harfiah membebaskan semua pelajar dan guru untuk meraih pendidikan secara merata dan merdeka. Perwujudannya ia lakukan dengan mengajak teman-teman SMA untuk mengikuti berbagai kegiatan yang melatih pemikiran kritis dan positif.
Tantangan terbesar yang ia hadapi dalam menempuh pendidikan adalah ia bersekolah jauh dari orang tua sehingga ia sering merasakan homesick yang menjadi tantangan di masa sulitnya. Untuk mengatasi perasaan tersebut, ia melakukan banyak aktivitas di sekolah seperti, acara, perlombaan, pelatihan, dan lain-lain.
Menurut Nayla, motivasi dalam hidupnya adalah menjadi manusia yang berguna dalam lingkup terkecil, keluarga, sampai lingkup terbesar, yaitu nusa bangsa, agama dan dunia. Ia percaya setiap individu sempurna dengan cara dan kelebihannya masing-masing. “Tujuan kita adalah menjadi versi terbaik dan bermanfaat bagi alam maupun makhluk ciptaan-Nya,” tambah Nayla.
Nayla berpendapat, perubahan masif yang telah dilakukan Kemendikbudristek dalam lima tahun terakhir, sudah sepatutnya untuk dilanjutkan, sesuai dengan tagar Hardiknas tahun ini #LanjutkanMerdekaBelajar. Siapapun dan di manapun siswa-siswi maupun pengajar bebas berkreasi dan mengeksplorasi setiap potensi dalam diri mereka. Kebebasan untuk menunjukkan pemikiran, ide, dan gagasan diwadahi dalam skema Merdeka Belajar yang terus berkembang dan mengalami kemajuan.
Menurutnya, semua murid dan guru menjadi life long learner yang aspiratif dan inspiratif. Kerja sama lintas sektoral dan departemen menyebabkan gerakan ini perlu terus didukung dan dikaji kesuksesannya karena Merdeka Belajar bukan tanggung jawab pemerintah semata sebagai pencetus gerakan, tetapi juga tanggung jawab masyarakat yang menjadi targetnya. Semua harus menjadi katalisator gerakan ini karena apabila gerakan ini bergayung sambut seirama sejalan melibatkan jutaan pelaku, maka dapat dipastikan Merdeka Belajar akan berkelanjutan dan memiliki dampak positif dalam membangun potensi bangsa.
Salah satu dampak positif yang ia rasakan dari Merdeka Belajar adalah tidak ada lagi budaya pukul sama rata kemampuan siswa di kurikulum ini. Proses pembelajaran di ruang kelas kini terasa lebih terbuka dan aktif. Interaksi antara guru dan murid menjadi lebih dinamis, tidak lagi hanya satu arah. Sekarang, ada ruang untuk interaksi sosial, fisik, dan komunikasi yang intens selama proses belajar mengajar sehingga akan menghasilkan komunitas yang berkembang secara positif dalam hal pemikiran dan interaksi di masa depan.
Nayla berpesan, “Saya berharap agar setiap pelajar memiliki motivasi yang kuat untuk membangun dirinya masing-masing. Tidak hanya secara akademis, tetapi juga kepekaan sosial dan empati kolektif, meninggalkan sifat individual, dan siap bersaing menghadapi dinamika dunia saat ini. Setiap Teman SMA dan Kawan SMK harus memiliki wawasan luas, ide cemerlang, gagasan adaptif, serta tekad yang kuat dalam diri tiap anak bangsa untuk meraih impian masing-masing,” tutup Nayla. (Penulis: Adryan/Editor: Safira Ramadhani, Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1406 kali
Editor :
Dilihat 1406 kali