Ragam Praktik Baik Kampus Mengajar di SD 3 Klaling Kudus, dari ‘Litnum Time’ hingga ‘Market Day’ 14 Juni 2024 ← Back
Kudus, Kemendikbudristek - Program Kampus Mengajar merupakan salah satu bentuk praktik baik dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar yang terus dilakukan untuk mewujudkan transformasi pendidikan yang berkelanjutan. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membantu meningkatkan pendidikan melalui pengalaman belajar yang interaktif, dinamis, dan relevan dengan kebutuhan siswa.
Melalui program ini, mahasiswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, memberikan inovasi dalam metode pengajaran, dan menjadi agen perubahan yang membawa semangat pembaruan di bidang pendidikan.
Keberhasilan Program Kampus Mengajar tidak hanya terletak pada peningkatan keterampilan akademik siswa, tetapi juga pada pengembangan karakter dan soft skills baik bagi mahasiswa maupun siswa. Hal ini sebagaimana diterapkan oleh Nanda Aji Setyaputri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNES) serta Asna Barikatul Mahya, mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) sebagai peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 di SD 3 Klaling, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Keterlibatan Nanda dkk. membawa ide-ide menarik dan pendekatan baru dalam pengajaran, yang dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Salah satu program utama yang dilakukan adalah Litnum Time, yaitu kegiatan peningkatan literasi dan numerasi menggunakan media belajar yang menarik, seperti kincir numerasi, monopoli literasi, serta penggunaan teknologi sejenis Quizziz dan Worldwall.
“Saat asistensi mengajar, kami membuat media belajar yang menarik agar siswa tidak jenuh dan lebih semangat belajar. Mereka sangat senang saat kami masuk kelas karena proses pembelajaran dikemas dengan permainan edukatif yang menyenangkan”, ucap Nanda.
Selain itu, program Kampus Mengajar juga membantu meningkatkan kapasitas guru melalui kolaborasi dengan mahasiswa. Hal ini tercermin pada program Festival Literasi dan Numerasi yang dilaksanakan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2024. Pada acara ini, mahasiswa Kampus Mengajar menyalurkan ilmu baru kepada guru dan siswa dengan membuat batik ikat yang terbuat dari kain mori. Kegiatan membatik ini memicu antusias yang tinggi karena tidak hanya mengasah keterampilan karya seni, tetapi juga dapat menjadi peluang usaha.
Program yang dijalankan oleh Nanda dkk di SD 3 Klaling, Kudus dielaborasi dengan konsep Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ada 3 nilai utama yang terdapat dalam program tersebut, antara lain, (1) pelestarian lingkungan, berupa penanaman bibit tanaman hias dan pembiasaan Jumat Hijau; (2) kewirausahaan, yaitu kegiatan Market Day di mana siswa menjual barang jadi atau hasil produksi sendiri dengan modal yang terbatas; (3) kearifan lokal, yaitu kegiatan membuat batik dengan metode ikat sehingga menghasilkan kain batik ikat.
Kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar membawa kesan yang baik bagi guru maupun siswa. Hal ini disampaikan oleh Kepala SD 3 Klaling, Kabupaten Kudus, Ibu Dina Apriati,
“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya program yang dijalankan oleh mahasiswa Kampus Mengajar. Variasi pembelajaran yang diterapkan dapat menjadi referensi bagi Bapak dan Ibu guru sehingga metode mengajar tidak hanya ceramah, tetapi dapat memanfaatkan media digital”, ucap Ibu Dina saat kunjungan presstour di Kudus (12/06).
Kebermanfaatan dari praktik baik ini diharapkan dapat terus berlanjut meskipun masa penugasan mahasiswa sudah berakhir. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai upaya seperti pendampingan lanjutan, penyusunan modul pembelajaran, dan pengembangan jaringan alumni yang dapat terus berkontribusi dalam dunia pendidikan. (Nadia Faradinna/Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1016 kali
Editor :
Dilihat 1016 kali