18 Mahasiswa Indonesia Bantu Mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Australia  24 Juli 2024  ← Back



Canberra, Kemendikbudristek --- Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra kembali melaksanakan komitmennya dalam membantu penguatan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Kantor Atdikbud bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Negeri Semarang mengirim sebanyak 18 mahasiswa untuk menjadi guru bantu Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia.
 
Para mahasiswa dikirim ke empat kota di Australia, yaitu Canberra, Melbourne, Adelaide, dan Scottshead. Mereka berada di sekolah Australia selama periode 22 Juli hingga 27 September 2024 atau satu term menurut kalender akademik di sekolah Australia. Selama melaksanakan tugas, para mahasiswa akan dibimbing oleh guru sekolah untuk menyusun rencana pembelajaran bersama, dan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menyenangkan untuk para siswa.
 
Atdikbud Canberra, Mukhamad Najib, mengatakan bahwa para guru adalah mereka yang sedang melaksanakan program Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) internasional, sebagai bagian dari tugas akhir di kampusnya masing-masing. “Hal ini juga merupakan implementasi dari program mobilitas internasional mahasiswa yang dimiliki oleh universitas di Indonesia. Sehingga para mahasiswa mendapatkan dukungan penuh dari universitasnya masing-masing,” ucapnya.
 
Najib menambahkan, sejak dua tahun lalu pihaknya telah bekerja sama dengan banyak universitas di Indonesia untuk mengirimkan guru bantu dari mahasiswa yang sedang melakukan PKM Internasional. Dalam hal ini, Atdikbud membantu memfasilitasi dan mencarikan sekolah-sekolah yang membutuhkan guru bantu Bahasa Indonesia dan siap menerima mahasiswa yang sedang melakukan PKM.
 
“Tahun ini adalah tahun ketiga di mana Kantor Atdikbud RI di Canberra bekerja sama dengan universitas di Indonesia mengirimkan guru bantu Bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah Australia. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa Australia belajar Bahasa Indonesia dengan lebih baik, mengingat di Australia banyak sekolah kekurangan guru Bahasa Indonesia,” ungkap Atdikbud Najib.
 
Lebih lanjut, Najib menuturkan universitas di Indonesia bisa memberi kesempatan kepada mahasiswanya untuk belajar mengenai sistem pendidikan di Australia, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman internasional yang baik. Ia berharap, para mahasiswa yang dikirim sebagai guru bantu Bahasa Indonesia di sekolah nantinya juga bisa bertindak sebagai duta budaya.
 
“Semoga para guru tersebut juga dapat mengenalkan dan mengajarkan budaya Indonesia kepada para siswa di sekolah, sehingga para siswa semakin mengenal dan cinta pada Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak positif pada penguatan hubungan Indonesia-Australia pada masa depan,” pungkasnya.
 
Margo Smith, guru Bahasa Indonesia di St. Clare Assisi Primary School, menyambut baik kehadiran guru bantu dari Indonesia. Menurutnya, hal tersebut sangat penting agar para siswa bisa berlatih percakapan secara langsung dengan penutur asli Bahasa Indonesia.
 
Selain itu, Tata Survi, guru Bahasa Indonesia Hunting Tower School Melbourne, merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa Indonesia yang sedang melakukan PKM.
 
Senada dengan Smith dan Tata, Peter Monteath dari Adelaide, juga merasa bahagia dan mengucapkan terima kasih atas dukungan KBRI Canberra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Adelaide, khususnya di Flinders. Dengan adanya guru bantu Bahasa Indonesia, semoga para siswa semakin termotivasi untuk belajar Bahasa Indonesia.
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 34 kali