Dari Sabang ke Melaka, Misi Kebudayaan Laskar Rempah di Lautan ASEAN  01 Juli 2024  ← Back



Melaka, Kemendikbudristek – Pada 30 Juni 2024, dunia kembali menoleh ke arah Indonesia. Kapal legendaris, KRI Dewaruci, mengantar Laskar Rempah Kayu Manis menuju Pelabuhan Tanjung Bruas, Melaka. Setelah berlayar selama empat hari dari Sabang melalui Selat Malaka yang bersejarah, Laskar Rempah tiba dengan membawa misi kebudayaan dalam rangka Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, sebuah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
Disambut Hangat oleh Negeri Melaka
 
Ketika kapal besar nan megah itu bersandar, rombongan Laskar Rempah batch Kayu Manis disambut dengan kehangatan oleh pemerintahan Melaka. Seremoni penyambutan yang khidmat dan penuh makna seolah menggambarkan kedalaman hubungan sejarah dan budaya antara Nusantara dan negeri Melaka. Tak lama setelahnya, Laskar Rempah segera memulai eskursi dan observasi mendalam untuk menggali lebih jauh warisan budaya di Melaka.
 
Seminar Muhibah Jalur Rempah di Muzium Rakyat
 
Pada hari yang sama, sebuah seminar bertajuk Muhibah Jalur Rempah digelar di Muzium Rakyat, Melaka. Seminar ini dihadiri oleh sembilan pemateri yang menyampaikan pandangan dan kajian mendalam tentang Jalur Rempah. Adapun pesan tersirat dari setiap pembicara yang disampaikan dengan penuh kehangatan dan harmonisasi
 
Menyulam Kembali Tali Budaya Nusantara dan Melaka
 
Duta Besar Indonesia Republik Indonesia untuk Malaysia, Indera Hermono, membuka seminar dengan penjelasan mendalam tentang peran penting Jalur Rempah dalam memperkuat hubungan budaya antara Nusantara dan Melaka. Ia memaparkan bagaimana perkembangan dan pemanfaatan Jalur Rempah memengaruhi dinamika sosial-politik masyarakat Melayu serta hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Hermono juga menguraikan strategi Indonesia untuk mempromosikan warisan budaya Jalur Rempah dan mendorong kolaborasi dengan Malaysia untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.
 
Identitas Budaya dari Jalur Rempah
 
Sabirin Ja'far dari Institut Kajian Malaysia dan Antarabangsa (IKMAS) Universiti Kebangsaan Malaysia membahas bagaimana interaksi historis di Jalur Rempah memengaruhi identitas budaya masyarakat Malaysia. Ia menyoroti peran Melaka sebagai salah satu pelabuhan dagang terbesar di Jalur Rempah, yang menjadi pusat pertukaran budaya dan ekonomi. Presentasinya membawa peserta seminar pada perjalanan sejarah, memperlihatkan bagaimana rempah-rempah membentuk identitas dan kekayaan budaya Malaysia.
 
Dinamika Budaya Maritim
 
Ahmad Jelani Halimi dari Universiti Sains Malaysia mengangkat tema tentang dinamika hubungan budaya maritim antara Indonesia dan Malaysia yang dipengaruhi oleh Jalur Rempah. Ia menekankan pentingnya jalur ini dalam membangun jaringan perdagangan dan budaya yang menghubungkan berbagai pelabuhan di Nusantara dan Semenanjung Malaya. Presentasi Dr. Jelani mengajak hadirin menyadari betapa pentingnya laut sebagai penghubung dan pembawa kebudayaan di wilayah ini.
 
Perkembangan Pelayaran dan Perdagangan
 
Suprayitno, Associate Professor dari Universitas Sumatera Utara, menjelaskan perkembangan pelayaran Jalur Rempah dan bagaimana jalur ini memperluas aktivitas perdagangan di berbagai kota di Indonesia. Ia juga menguraikan jejak sejarah penting dari Jalur Rempah yang menjadi fondasi dalam pembentukan peradaban masyarakat Indonesia. Suprayitno mengajak peserta seminar untuk melihat bagaimana perdagangan rempah-rempah tidak hanya membawa kekayaan material, tetapi juga kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.
 
Kolaborasi Kebudayaan Indonesia-Malaysia
 
Restu Gunawan, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, menekankan pentingnya kolaborasi lembaga kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia. Ia menyoroti bahwa sinergi antara kedua negara ini bisa mendorong langkah konkret dalam melestarikan cagar budaya. Gunawan menggambarkan bagaimana kerja sama ini dapat memperkuat hubungan dan pemahaman budaya yang lebih mendalam antara kedua negara serumpun.
 
Pendidikan dan Penelitian dalam Jalur Rempah
 
Mohd Samsudin, Pengarah Institut Kajian Tuah Universitas Islam Melaka, mengulas kontribusi Jalur Rempah dalam membentuk identitas budaya dan sejarah Malaysia. Ia juga menekankan peran lembaga pendidikan dan penelitian dalam mempromosikan pemahaman tentang pengaruh Jalur Rempah dalam kehidupan sehari-hari. Presentasi Samsudin membawa harapan bahwa generasi muda akan terus menggali dan memahami pentingnya Jalur Rempah dalam sejarah dan budaya mereka.
 
Menghidupkan Kembali Semangat Jalur Rempah
 
Abdul Latif Abu Bakar dari Majlis Profesor Negara menjelaskan potensi dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan Malaysia dalam menghidupkan kembali semangat konektivitas budaya Jalur Rempah. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mempertahankan keberlanjutan program ini. Abdul Latif menutup presentasinya dengan ajakan untuk terus menggali potensi Jalur Rempah sebagai jembatan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
 
Rempah dan Evolusi Kuliner Nusantara
 
Helianti Hilman, seorang praktisi kuliner dan biodiversitas, memaparkan bagaimana rempah-rempah mempengaruhi evolusi kuliner Nusantara. Ia membawa hadirin pada perjalanan rasa, menunjukkan bagaimana berbagai jenis rempah telah membentuk cita rasa masakan tradisional yang kaya dan beragam. Helianti juga menekankan pentingnya melestarikan pengetahuan tentang penggunaan rempah dalam kuliner sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga.
 
Perubahan Budaya dan Bahasa melalui Jalur Rempah
 
Pudentia dari Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, menyampaikan bahwa Jalur Rempah membawa perubahan besar pada perkembangan kebudayaan Asia. Beliau menjelaskan bagaimana perdagangan rempah ini berdampak pada perubahan dan penggunaan tradisi lisan serta ragam bahasa di berbagai komunitas. Ibu Pudentia menutup presentasinya dengan harapan agar nilai-nilai budaya dan sejarah dari Jalur Rempah terus diwariskan dan dipelajari oleh generasi mendatang.
 
Masa Depan Kolaborasi Lintas Sektor
 
Setelah rangkaian seminar yang begitu kaya akan informasi dan wawasan, Laskar Rempah Kayu Manis berharap dapat terus berkolaborasi dengan berbagai sektor untuk mempertahankan keberlanjutan program ini. Dengan dukungan lintas sektor, semangat untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Jalur Rempah akan tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
 
Kehadiran KRI Dewaruci di Melaka bukan hanya sekadar pelayaran biasa, melainkan sebuah perjalanan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan budaya Nusantara. Seperti halnya rempah-rempah yang membawa kekayaan rasa dan aroma, Laskar Rempah Kayu Manis membawa kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya, siap untuk terus disebarkan dan dilestarikan. (Dani Fazli, Laskar Rempah Batch Kayu Manis/Editor: Denty, Stephanie)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 129 kali