Departemen ITP-IPB University Siap Bermitra Dengan Kampus Top Australia  26 Juli 2024  ← Back



Sydney, Kemendikbudristek --- Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University melakukan inisiasi kerja sama pendidikan dengan Food Science and Technology, University of New South Wales (FST-UNSW) Australia. Beberapa kerja sama yang direncanakan oleh keduanya antara lain pengembangan program double degree untuk sarjana, mobilitas internasional untuk dosen dan mahasiswa, serta penelitian bersama. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara ITP-IPB University dan FST-UNSW pada Kamis (25/7).
 
Dalam pertemuan yang berlangsung di kampus UNSW tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra mendampingi delegasi ITP-IPB University yang terdiri dari Eko Hari Purnomo selaku ketua departemen, Siti Nurjanah, dan Uswatun Hasanah. Kunjungan delegasi IPB University diterima oleh Co-Director of Teaching and Learning, Jayashree Arcot, bersama Johannes le Coutre, Julian Cox, dan Jian Zhao.
 
Dalam pengantar pertemuan, Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa saat ini pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas untuk memiliki mitra internasional. Pemerintah juga memfasilitasi mahasiswa dan dosen untuk melakukan mobilitas internasional di kampus-kampus top dunia. Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi universitas di Indonesia jika ingin mendatangkan world class professor untuk mengajar, membimbing, atau melakukan riset dan publikasi bersama di Indonesia.
 
“Saat ini pemerintah mendorong universitas untuk melakukan internasionalisasi, memberi kesempatan kepada dosen dan mahasiswa untuk memiliki pengalaman internasional, dan mendorong universitas untuk memiliki mitra-mitra internasional yang diakui dunia. UNSW sebagai salah satu kampus Top 100 dunia, sangat tepat untuk diajak bermitra dengan universitas di Indonesia seperti IPB University,” jelas Najib.
 
Ketua Departemen ITP-IPB University, Eko Hari Purnomo, menjelaskan jika saat ini ITP-IPB University memiliki kelas internasional pada tingkat sarjana. Menurutnya, mahasiswa kelas internasional menurutnya diwajibkan memiliki pengalaman internasional dengan berkuliah selama minimal satu semester di kampus mitra di luar negeri. Oleh karena itu, jelas Eko, FST-UNSW merupakan salah satu tujuan yang tepat bagi mahasiswa ITP-IPB University melakukan mobilitas internasional.
 
“Saat ini, departemen ITP-IPB University memiliki sekitar 1.000 mahasiswa, di mana 600 orang merupakan mahasiswa program sarjana. Kami memiliki empat kelas paralel, salah satunya adalah kelas internasional. Mereka diwajibkan untuk kuliah di luar negeri, sehingga mereka sangat berpotensi untuk bisa mengambil kuliah selama minimal satu semester di UNSW. Selama ini kami mengirim mahasiswa ke negara-negara Asia, seperti Jepang, Thailand, dan Malaysia. Ke depan bisa juga ke Australia jika UNSW siap bekerja sama,” ungkap Eko.
 
Sementara itu, Co-Director of Teaching and Learning FST-UNSW, Jayashree Arcot, menyambut baik ajakan kerja sama yang disampaikan ITP-IPB University. Menurut Arcot, dirinya telah membaca profil ITP-IPB University yang sangat baik. Arcot mengatakan jika ITP-IPB University dan FST-UNSW memiliki kesamaan, yaitu sama-sama telah mendapatkan akreditasi internasional dari asosiasi profesi teknologi pangan dunia yang berbasis di Amerika, yaitu Institute of Food Technologists (IFT).
 
“Saya memahami jika ITP-IPB University telah terakreditasi IFT, sementara FST-UNSW adalah satu-satunya kampus di Australia yang memiliki akreditasi IFT. Dengan kesamaan ini maka tidak terlalu sulit untuk melakukan penyelarasan kurikulum jika ingin mengembangkan double degree antara ITP-IPB University dan FST-UNSW,” ungkap Arcot. Program sarjana di FST-UNSW, tambah Arcot, dilaksanakan selama empat tahun, sementara di ITP-IPB University juga empat tahun. Sehingga yang paling mudah adalah double degree dengan skema two plus two, di mana mahasiswa kuliah dua tahun di IPB dan dua tahun di UNSW. (Atdikbud KBRI Canberra / Editor: Stephanie, Denty)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 26 kali