Dubes RI Bicara Kerja Sama Transisi Energi di Universitas Australia  18 Juli 2024  ← Back



Melbourne, Kemendikbudristek --- Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono, menjelaskan pentingnya kolaborasi Indonesia-Australia dalam transisi energi hijau melalui pengembangan mobil listrik. Menurutnya, sudah saatnya para peneliti Indonesia dan Australia bekerja sama untuk mencari solusi energi hijau yang paling efisien dan dapat diterapkan di kedua negara. Hal tersebut disampaikan Dubes Siswo saat menjadi pembicara kunci dalam “International Symposium on Critical Metals for Battery Production” yang diselenggarakan oleh Swinburne University of Technology di kota Melbourne, Australia pada Senin (15/7).
 
Dalam paparannya berjudul “Indonesian Transition to Electric Vehicle”, Dubes Siswo menjelaskan bahwa payung kerja sama sudah tersedia, di antaranya melalui MoU on bilateral mechanisms to progress electric vehicle collaboration between Indonesia and Australia, yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan Australia pada tahun 2023. Lebih jauh, Siswo juga menjelaskan bahwa dalam perjanjian IACEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement), transisi energi hijau merupakan salah satu prioritas kerja sama Indonesia Australia.
 
Menurut Dubes Siswo, Indonesia dan Australia bisa bekerja sama dalam transisi energi hijau melalui pengembangan dan pemanfaatan kendaraan listrik. Tingkat kebutuhan akan kendaraan listrik di Australia, jelas Siswo, sangat tinggi dan saat ini Indonesia mampu memproduksi mobil dan motor listrik. Australia punya litium, sementara Indonesia punya nikel sebagai bahan baku baterai yang merupakan komponen penting dalam kendaraan listrik. Oleh karena itu, menurutnya sangat tepat jika Indonesia dan Australia bekerja sama.
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan jika kantor Atdikbud KBRI Canberra selalu mendorong upaya-upaya penguatan kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian antara Indonesia dan Australia. Menurut Najib, program Ambassador Goes to Campus seperti yang dilakukan dalam acara simposium internasional di Swinburne University of Technology ini merupakan bagian dari upaya mempromosikan dan memfasilitasi kerja sama antarpeneliti maupun institusi kedua negara.
 
“Saya berharap melalui simposium ini akan terjalin banyak kerja sama antar peneliti maupun institusi Indonesia dan Australia dalam bidang transisi energi,” ujar Atdikbud Najib.
 
Menurut Co-Chair Symposium dari Swinburne University of Technology, Akbar Ramdani, acara ini berusaha mempertemukan para peneliti dan pengambil kebijakan dari berbagai negara untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan hasil-hasil penelitian yang berkontribusi pada pengembangan critical metal untuk produksi baterai. Akbar juga menyampaikan jika acara ini didukung oleh pemerintah Australia, Australia Indonesia Institute, dan pemerintah Indonesia melalui kantor perwakilannya di Australia.
 
Sementara dalam kesempatan tersebut, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ratno Nuryadi, menyampaikan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh BRIN, khususnya dalam pengembangan baterai dan daur ulang baterai. Menurut Ratno, BRIN juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga riset dan universitas, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
 
Saat ini, tambah Ratno, BRIN juga memiliki program postdoctoral research, visiting professor, dan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dalam menyelenggarakan program Doctor by Research.
 
Acara simposium internasional yang berlangsung selama dua hari ini merupakan kerja sama antara Swinburne University of Technology, Australia; BRIN, Indonesia; dan The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO). Simposium ini menghadirkan pembicara dari berbagai universitas dan lembaga riset antara lain Geoscience Australia, Curtin University, Monash University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Sebelas Maret, National Battery Research Institute.

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 666 kali