Inovasi PKL Terintegrasi Pemberdayaan Masyarakat Diluncurkan BPPMPV KPTK 18 Juli 2024 ← Back
Gowa, Kemendikbudristek - Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) meluncurkan inovasi pembelajaran “Model Magang Industri/Praktik Kerja Lapangan (PKL) Terintegrasi Pemberdayaan Masyarakat”. Selain berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja, inovasi ini menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan tempat magang, utamanya di kawasan Indonesia timur.
Inovasi model magang ini sekaligus mengoptimalkan peran satuan pendidikan dalam memberdayakan masyarakat. Dengan melibatkan peran aktif SMK dalam pemberdayaan masyarakat, inovasi ini dapat mewujudkan lingkungan belajar yang lebih luas, dinamis dan interaktif, di mana siswa SMK tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis di sekolah dan industri, tetapi juga pengalaman praktis yang mendalam di masyarakat.
Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, mengatakan bahwa inovasi pembelajaran ini berangkat dari permasalahan terbatasnya tempat magang industri dan PKL yang relevan dengan konsentrasi keahlian siswa SMK di kawasan timur Indonesia.
“Pembelajaran inovatif sekaligus menjawab tantangan pendidikan vokasi yang semakin kompetitif, di mana tuntutan kompetensi, karakter, dan kolaborasi menjadi kunci utama. Selain itu juga menjadi alternatif solusi bagi SMK yang di wilayahnya terbatas industri sebagai tempat melaksanakan PKL bagi siswa,” kata Lismanto, pada Sabtu (13/7).
Kegiatan pembelajaran inovatif “Model Magang Industri/Praktik Kerja Lapangan (PKL) Terintegrasi Pemberdayaan Masyarakat” ini didesain dalam bentuk penyelarasan dan kolaborasi antara SMK Jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI) dengan SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL), menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, dan dalam praktiknya melibatkan masyarakat setempat.
Lismanto berharap, inovasi ini dapat menjadi model bagi SMK-SMK lain di Indonesia dalam menerapkan pembelajaran inovatif maupun menjadi alternatif dalam pelaksanaan PKL bagi siswa. “Melalui program ini, lulusan SMK akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat,” Lismanto menambahkan.
Untuk memastikan desain pembelajaran inovatif ini terlaksana dengan baik, BPPMPV KPTK turut melakukan pendampingan terhadap guru dan siswa peserta yang berasal dari SMKN 9 Makassar Jurusan TKPI dan SMKN 5 Gowa Jurusan TKRO. Pendampingan dilakukan untuk menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaran dengan melibatkan masyarakat nelayan di Pulau Sabutung, Desa Mattiro Kanja, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Lebih lanjut, Lismanto mengatakan bahwa inovasi BPPMPV KPTK ini mendapat respons positif dari berbagai pihak yang terlibat secara luas. Bagi SMK, inovasi ini dilihat sebagai peluang alternatif tempat pelaksanaan PKL yang tidak hanya terbatas di industri. Bagi orang tua siswa, inovasi ini membuat mereka merasa lebih optimis tentang masa depan anak-anak mereka.
Sementara itu, bagi para siswa SMK, inovasi pembelajaran ini telah membuka pola pikir mereka betapa tidak terbatasnya peluang kerja dan wirausaha. Dari sisi industri dan usaha lokal, program inovasi ini menjadi peluang bagi mereka untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih terampil dan siap kerja.
“Bagi pemerintah, hal ini menjadi sebuah upaya untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan local wisdom,” tambah Lismanto.
Terkait inovasi ini, guru SMKN 5 Gowa, Mahmud, mengaku sangat berterima kasih atas inovasi yang dilakukan oleh BPPMPV KPTK. Menurutnya, program ini telah membuka mata tentang potensi dan peluang kerja sama usaha bagi lulusan SMK yang relevan dengan masyarakat.
“Selain menjadi alternatif PKL, melalui inovasi ini kami menyadari bahwa ada banyak peluang yang dapat kami kerja samakan antara Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dengan masyarakat nelayan kepulauan,” kata Mahmud.
Senada dengan Mahmud, guru SMKN 9 Makassar, Safri, juga merasakan pengalaman yang sama. “Inovasi ini telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dari masyarakat,” ucap Safri.
Menurut Safri, model magang/PKL semacam ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan lulusan SMK untuk masa depan yang lebih cerah.
“Dengan dukungan pemerintah, industri, swasta, dan masyarakat diharapkan program ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan kebermanfaatan yang luas bagi semua pihak,” lanjut Safri.
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 625 kali
Editor :
Dilihat 625 kali