LLDikti IV Segera Gelar KKN Tematik Nusantara, Mulai dari Sumatra  22 Juli 2024  ← Back



Bandung, Kemendikbudristek — Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV menginisiasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Nusantara. Program ini melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di luar Jawa Barat dan Banten untuk melakukan KKN di berbagai pelosok Nusantara. Langkah ini diambil setelah LLDikti Wilayah IV sukses menjalankan serangkaian pilot project di berbagai tingkatan.
 
“KKN Nusantara ini kami rancang sebagai kelanjutan dari berbagai pilot project yang kami lakukan dalam konteks MBKM Mandiri,” kata Kepala LLDikti Wilayah IV, Muhammad Samsuri. LLDikti Wilayah IV mencakup Jawa Barat dan Banten.
 
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah inovasi sistem pendidikan tinggi yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek, dengan tujuan agar perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan lingkungan dan zaman. Dalam kebijakan itu, mahasiswa diberi hak untuk belajar di luar program studi sampai dengan tiga semester atau maksimal 60 sks. Hak tersebut diberikan agar mahasiswa memiliki kesempatan mempelajari keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan dalam kehidupan setelah kuliah. Kalangan perguruan tinggi, dibantu oleh LLDikti, didorong untuk menjalankan MBKM untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa.
 
Menurut Samsuri, konsep KKN Tematik yang hanya melibatkan satu perguruan tinggi untuk satu desa dirasa kurang ideal. Dengan cara itu mahasiswa tidak berkesempatan berinteraksi dengan mahasiswa lain dalam cakupan yang lebih luas. Karena alasan itu, LLDikti Wilayah IV mencetuskan ide KKN Tematik dengan mengajak banyak perguruan tinggi untuk terjun ke desa-desa.
 
Samsuri menyampaikan bahwa KKN Tematik adalah cara terbaik bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri dan berkarya melalui penyuluhan, pendampingan, dan edukasi kepada masyarakat di desa-desa.
 
“KKN oleh satu perguruan tinggi di satu desa itu kurang. Karena itu, LLDikti Wilayah IV bersama dengan Paguyuban Profesor merancang KKN Tematik yang melibatkan banyak perguruan tinggi. Para mahasiswa kami campur dan kami terjunkan di berbagai desa,” kata Samsuri.
 
Pada pertengahan tahun 2022, LLDikti Wilayah IV menjalankan pilot project KKN Tematik pertama dengan melibatkan sekitar 20 perguruan tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan lebih satu minggu. Tujuan awalnya adalah agar perguruan tinggi merasakan sendiri pengalaman ini dan kemudian melakukan koordinasi. Rekognisi sks pada tahap pertama ini hanya enam sks karena durasinya yang singkat. Namun, dari situ para Guru Besar mulai melihat bahwa KKN memiliki potensi besar baik bagi pengembangan mahasiswa maupun masyarakat.
 
Berdasarkan evaluasi, program satu bulan tidak memberikan efek yang cukup signifikan. Oleh karena itu, LLDikti Wilayah IV memulai pilot project KKN Tematik di lima desa dengan durasi penuh satu semester dan 20 sks.
 
Sukses dengan kegiatan ini, LLDikti dan Paguyuban Profesor kemudian menggandeng Kabupaten Sumedang untuk menjalankan MBKM Mandiri di 25 desa. Dalam KKNT Tematik yang dinamai Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD), para mahasiswa ditantang untuk menjalankan tiga program di setiap desa, yaitu 1) zero new stunting; 2) one village one product; dan 3) literasi keuangan. Program ini dilanjutkan dengan program yang lebih besar lagi, melibatkan lebih dari 1300 mahasiswa di 147 desa.
 
LLDikti Wilayah IV merancang KKN Tematik Nusantara dengan keyakinan mahasiswa bisa belajar lebih banyak, dan masyarakat yang lebih luas juga bisa mendapatkan manfaat dari kehadiran mahasiswa. KKN ini juga akan menghadirkan mahasiswa dari luar wilayah LLDikti Wilayah IV.
 
“Untuk tahap pertama, kami akan bekerja sama dengan Kabupaten Bogor, Karawang, Majalengka, dan Garut,” kata Samsuri.
 
Selain di Jawa Barat, LLDIKTI Wilayah IV sedang merencanakan untuk meluaskan titik lokasi KKN Nusantara ke Lampung, Bangka Belitung, dan Riau. “Sedang kami lakukan pendataan, kami rapat dengan beberapa calon mitra strategisnya.  Berdasarkan diskusi yang sudah berjalan, kami temukan potensi di tiga tempat, yaitu Lampung, Bangka Belitung, dan Riau,” kata Samsuri.
 
Terkait dengan aneka kegiatan dan rencana kegiatan tersebut Samsuri mengapresiasi peran para Guru Besar yang bersemangat melibatkan diri. “Para Pakar MBKM di wilayah kami terlibat intens memikirkan bagaimana MBKM mandiri dapat berjalan secara berkelanjutan,” ujar Samsuri.
 
Sebagai pemimpin dengan latar belakang perencanaan, Samsuri memiliki strategi perencanaan yang baik dalam melaksanakan MBKM Mandiri. Ia menekankan bahwa MBKM Mandiri perlu menjadi sebuah gerakan, bukan lagi sekadar program pemerintah. “MBKM ini jangan dipandang hanya sebagai program pemerintah tapi ini menjadi sebuah gerakan apapun namanya. Apakah itu MBKM atau nanti namanya beda lagi tapi isi substansinya sama,” kata Samsuri. (Tim LLDikti IV/Editor: Stephanie, Denty)

 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1029 kali