Manfaat Program ADEM Papua dalam Meningkatnya Wawasan, Kedisiplinan, dan Motivasi Belajar 12 Juli 2024 ← Back
Bandung, Kemendikbudristek – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyambut kehadiran 170 peserta Beasiswa Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Wilayah Papua Tahun 2024 di Wilayah Jawa Barat. Sebelum menjalankan proses pembelajaran di sekolah tujuan, para peserta diberi pembekalan tentang penguatan wawasan kebangsaan dan bela negara, pelatihan baris berbaris dan pelatihan upacara bendera, pola hidup bersih dan bahaya narkoba, serta etika dan sopan santun dalam berinteraksi.
Pembina Yayasan Penuntun Masa Depanku (Pesanku), Anto Leonard mengatakan, alasan yang mendasar mengapa anak-anak Papua diberi pembekalan di Rindam III/Siliwangi adalah untuk menambah wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air, serta nilai-nilai kedisiplinan dan etika. “Nilai-nilai tersebut yang penting untuk ditekankan (bagi anak-anak Papua yang merantau),” ujarnya.
Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan yakni Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Yohanes R. H. Walewowan, mengatakan bahwa pihaknya sudah dua tahun terakhir mengirimkan perwakilan peserta ADEM. Ia menilai,manfaat dari keikutsertaan siswa yakni menjadi lebih disiplin dan termotivasi untuk mengejar prestasi. Kali ini, pihaknya mengirimkan 12 orang anak perwakilan dari Provinsi Papua Selatan.
“Saya lihat yang menonjol itu masalah kedisiplinan. Di sini diajarkan bagaimana mengelola waktu dan ini berpengaruh pada pola pikir, sikap, dan tindakan anak-anak. Bahkan banyak yang meneruskan program ke ADik (Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi),” tuturnya seraya menuturkan bahwa pemerintah daerah senantiasa mendukung program ini dengan menyediakan penganggaran sehingga anak-anak yang memenuhi kriteria dapat terfasilitasi secara baik.
“Harapan saya, semoga program ini dapat berlanjuta dan kuotanya ditambah,” lanjut Yohanes.
Berikutnya, salah satu motivator yang memberikan pembekalan, yakni Mamat Alkatiri. Pria kelahiran Fakfak, Kabupaten Papua Barat ini menekankan pentingnya rasa percaya diri untuk dimiliki peserta. Hal ini disampaikannya di hadapan 170 peserta ADEM yang akan bersekolah di SMA/SMK di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
“Saya suka kalau pemerintah menyediakan program ADEM karena memberikan kesempatan untuk belajar di dunia luarselain Papua sehingga anak-anak mendapatkan hal baru seperti suasana dan fasilitas belajar yang memadai. Dengan begitu kelak mereka dewasa nanti akan lebih mudah untuk beradaptasidan berbaur,” ujarnya.
Masalah yang sering dialami orang Papua adalah kurangnya rasa percaya diri sehingga seringkali menyebabkan banyak dari mereka yang tertinggal dan mengalami kemunduran. “Jangan karena kita tidak berani berkomunikasi sehingga orang lain punya kecurigaan terhadap kita,” ungkapnya yang sebagai sesama anak rantau juga pernah merasakan minder terhadap fisik dan kecerdasan suku-suku di Pulau Jawa.
Menurutnya, program ADEM sangat bermanfaat dalam memupuk mental dan karakter SDM unggul. “Harus ada keseimbangan antara pendidikan formal dan nonfomal yang salah satunya perlu diasah yaitu rasa percaya diri,” jelasnya yang mengaku butuh waktu tiga tahun untuk beradaptasi selama ia merantau ke Yogyakarta untuk berkuliah.
Sebagai bekal, Mamat berpesan kepada peserta ADEM agar terus mengasah rasa percaya diri untuk bisa menggali banyak hal dan potensi yang menunjang keberhasilan di masa depan. Sebab, manfaat yang ia rasakan ketika merantau adalah memiliki relasi dari berbagai suku dan budaya, meningkatkan kemampuan beradaptasi, serta memperoleh banyak wawasan tentang nilai-nilai kehidupan di masyarakat.
“Kita harus belajar menempatkan diri, belajar hidup bertoleransi dengan budaya lain dan jangan minder. Sebab, rasa tidak percaya diri adalah kunci dari banyak ketertinggalan. Berani bertanya, berani keluar dari zona nyaman berani mencoba hal baru. Manfaatkan proses itu dengan sebaik mungkin,” tuturnya seraya mengingatkan bahwa banyak anak Papua yang sukses di bidang sains, seni, dan kreatif.
Pernyataan tersebut nyatanya menggungah salah satu peserta dari Misool, Raja Ampat, Kabupaten Papua Barat Daya yang bernama Saida Umbalak. “Saya ingin menambah pengalaman dengan bergaul dengan orang-orang di luar Papua. Keinginan saya juga didukung oleh keluarga, saudara dan teman-teman di mana mereka ada yang alumni ADEM Papua,” katanya.
“Setelah kegiatan ini, saya ingin menjadi pribadi yang lebih mudah bergaul, mudah beradaptasi dan berinteraksi, dan bisa membanggakan orang tua,” imbuh Saida yang mengaku menjalani proses seleksi dengan mudah dan menyenangkan sebab tidak ada tes yang menyulitkan melainkan calon peserta hanya cukup mengumpulkan data dan surat keterangan sehat.*** (Penulis: Denty A.)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1264 kali