Penguatan Budaya dan Pemberdayaan Komunitas melalui Rancang Ilalang di Sekolah Adat Osing Pesinauan  11 Juli 2024  ← Back


 
Banyuwangi, Kemendikbudristek – Sekolah Adat, sebagai salah satu bentuk lembaga adat di berbagai daerah Indonesia, berperan penting dalam pemajuan kebudayaan. Melalui pendidikan berbasis adat, generasi muda diajarkan untuk mengenal, mencintai, dan menjaga kekayaan budayanya. Untuk itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan terus menjaga sinergi dengan berbagai lembaga adat untuk memastikan tradisi dan kearifan lokal mereka tetap hidup dan berkembang di masyarakat.
 
Salah satunya, Kemendikbudristek bersama dengan Sekolah Adat Osing Pesinauan, Banyuwangi menggelar lokakarya Rancang Ilalang bertajuk “Pemanfaatan Ilalang Sebagai Bahan Eksterior dan Interior Bangunan dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal.” Ilalang, sejenis rumput berdaun tajam yang kerap menjadi gulma pada lahan petanian, dimanfaatkan oleh masyarakat adat Osing sejak dulu sebagai bagian dari kekayaan arsitektur atap bangunan.
 
Ketua Tim Kerja Penguatan Kelembagaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Aji Widayanto, mengatakan bahwa sejak tahun 2020 Kemendikbudristek telah melakukan berbagai upaya dalam pelestarian budaya dan pengakuan masyarakat adat di Osing.
 
“Kegiatan Rancang Ilalang ini bertujuan untuk melatih komunitas meningkatkan kemandirian mereka dalam memberdayakan kebudayaan yang dimiliki. Termasuk di antaranya menyusun, merencanakan, melaksanakan, sekaligus tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing,” terang Aji.
 
Aji juga menyampaikan empat aspek yang dipetakan dalam kegiatan penguatan kelembagaan ini, yaitu 1) penguatan manajemen internal; 2) pembentukan kader; 3) perluasan akses jejaring; dan 4)  partisipasi dalam perubahan kebijakan. “Sehingga selepas kegiatan ini, saya harap, akan ada tindak lanjut dan rekomendasi yang dapat dikomunikasikan secara lebih luas,” ujar Aji.
 
Perwakilan Hubungan Masyarakat Sekolah Adat Osing Pesinauan, Venedio Nala Ardisa, mengungkapkan bahwa Rancang Ilalang adalah bentuk dukungan dari Pesinauan terhadap kegiatan-kegiatan di komunitas.
 
“Kegiatan ilalang ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 sebelum masa pandemi dan terus berkembang hingga bisa membuka lapangan pekerjaan. Ke depannya, kami juga akan menggandeng teman-teman dan komunitas lain yang bekerja atau memiliki pandangan terhadap kebudayaan dan pendidikan khususnya terkait pendidikan adat,” ucap Venedio.
 
Pesinauan sendiri adalah Sekolah Adat yang didirikan sebagai bagian dari upaya pewarisan dan penguatan jati diri, pola pikir, cara hidup dan sistem pengetahuan masyarakat adat Osing. Upaya pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal merupakan bagian dari pengembangan Pesinauan, dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya Osing dan dampak terhadap lingkungan secara berkelanjutan.
 
Aktivitas di Sekolah Adat menggabungkan berbagai elemen pengetahuan tradisional, kekhasan budaya, dan kearifan lokal dalam konteks karakteristik masyarakat adat, serta letak geografis dan lingkungan ekologis yang beragam. Kurikulumnya mencakup sejarah, hukum adat, pengetahuan tradisional, ritus, permainan rakyat, seni, teknologi tradisional, dan bahasa daerah.
 
Sekretaris Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Ma’ruf, mengapresiasi Pesinauan atas kegiatan yang mendukung keberlanjutan adat dan tradisi masyarakat Osing.
 
“Saya harap ada tindak lanjut yang bisa membawa perubahan dan dampak positif untuk keberadaan komunitas di wilayah kita. Dengan demikian, yang berkaitan dengan adat dan tradisi, dapat dikenal lagi oleh generasi muda,” ujar Ma’ruf. (Stephanie / Editor: Denty)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 309 kali