Sebanyak 471 Siswa Peserta Program Gema Cita 2024 Lanjutkan Pendidikan Jenjang Menengah di Indonesia  19 Juli 2024  ← Back




Sabah, Kemendikbudristek –
“Kembalilah ke Indonesia kita….” Begitu bunyi kalimat yang diteriakkan bersama secara lantang oleh 471 anak remaja yang mau sekolah di Indonesia. Sebagian besar dari para remaja itu adalah anak Indonesia kelahiran Sabah, yang belum pernah ke Indonesia, tapi ingin melanjutkan sekolah di Indonesia. Kalimat itu menjadi slogan utama yang selalu diteriakan sebagai pembangkit semangat dan motivasi mereka untuk mengejar cita-cita.
 
Mereka adalah pelajar yang lulus menjadi peserta Program Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita) Tahun 2024. Pada 14 Juli 2024, mereka berkumpul di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Kota Kinabalu, Sabah, untuk mengikuti acara Pelepasan Peserta Program Gema Cita 2024.   
 
Program Gema Cita merupakan sebuah program fasilitasi pelayanan pendidikan bagi anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sabah dan Sarawak untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA atau yang sederajat (Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah) di berbagai sekolah di Indonesia.
 
Anak-anak PMI yang diberikan pelayanan pendidikan itu adalah mereka yang lahir di Malaysia (Sabah-Sarawak) karena mengikuti orang tua mereka yang bekerja di ladang-ladang sawit. Pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mereka tamatkan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) atau di berbagai Community Learning Center (CLC) yang tersebar di Sabah dan Sarawak.
 
Program Gema Cita secara informal sudah berjalan sejak 2013. Cikal bakalnya muncul dari rasa peduli yang sangat tinggi dari guru-guru SIKK dan CLC yang pernah bertugas di Sabah, yang kemudian membentuk sebuah lembaga nirlaba bernama Sabah Bridge (SB). Tujuan awalnya adalah untuk membantu para pelajar alumni SMP SIKK dan CLC untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA di sekolah-sekolah di Indonesia secara mandiri.
 
Dalam perjalanannya, program ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak karena hasilnya menunjukkan capaian yang baik. Terbukti makin banyak pelajar alumni SMP SIKK dan CLC yang setiap tahun melanjutkan pendidikan di Indonesia melalui jalur mandiri. Mulai 2017, program ini kemudian dikelola dan dikoordinasi secara lebih baik yang melibatkan SB dengan SIKK dan Perwakilan RI di Kuala Lumpur dan Sabah. Malah pesertanya makin bertambah dan sebagian dibantu dengan pemberian beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) maupun jalur Yayasan.
 
Saat ini ada tiga jalur pelayanan pendidikan yang difasilitasi, 1) Jalur Adem, di mana peserta yang lulus seleksi akan diberi beasiswa penuh oleh Kemendikbudristek untuk melanjutkan sekolah sampai tamat di sekolah-sekolah di Indonesia yang sudah ditetapkan; 2) Jalur Yayasan, di mana beberapa yayasan/lembaga pendidikan di Indonesia yang sudah menjadi mitra SB-SIKK akan menanggung sepenuhnya semua biaya pendidikan (Tipe A) dan juga beberapa yayasan yang tidak menanggung sepenuhnya biaya tersebut (Tipe B); dan 3) Jalur Mandiri, di mana peserta difasilitasi kelengkapan dokumen perjalanan dan kelanjutan sekolahnya tanpa diberikan bantuan beasiswa.
 
Semasa Covid-19 (2020-2022), program ini tetap berjalan, semakin diperluas dengan keikutsertaan perwakilan dari CLC Sarawak serta disusul Sanggar Belajar (SB) di Semenanjung (Selangor dan Johor Bahru). Penyelenggaraannya juga semakin terkoordinasi lebih baik, melibatkan SIKK, KBRI Kuala Lumpur, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kuching, KRI Tawau dan sekolah-sekolah mitra.
 
Beasiswa jalur Adem sepenuhnya berasal dari anggaran Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek RI. Tim Pelaksananya di bawah SIKK dengan nama panitia “Beswan Repatriasi Anak PMI di Malaysia”. Mulai 2022, program ini bertukar nama menjadi “Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita)”, dengan slogan yang tak berubah, “Kembalilah ke Indonesia Kita….”
 
Sampai saat ini, tercatat sebanyak 3.477 alumni CLC SMP SIKK-CLC yang sudah berhasil diberikan pelayanan pendidikan lanjutan melalui Program Gema Cita baik Jalur Adem (2.207) atau Jalur Yayasan (1.270). Sebagian dari mereka ada yang sudah kuliah dan menjadi sarjana di berbagai perguruan tinggi di Indonesia atau di luar negeri, atau bekerja di berbagai tempat.
 
Pada tahun ini, Program Gema Cita diikuti oleh 567 alumni SMP SIKK, CLC, dan SB di Malaysia (Sabah 536; Sarawak 22; Semenanjung 9). Pihak panitia di Sabah sudah menyusun serangkaian jadwal kegiatan secara rapi, yaitu 1) sosialisasi (Desember 2023); pendaftaran (Maret 2024); 3) seleksi dan pembuatan paspor (2-5 Mei 2024); 4) pengumuman (17 Mei 2024); 5) pengurusan special pass (Juni-Juli 2024); 6) persiapan keberangkatan (Juli 2024); dan 7) pengantaran/keberangkatan ke sekolah tujuan (15-21 Juli 2024).
 
Pada 2-5 Mei 2024, semua peserta berlomba secara selektif untuk mencari tempat belajar lanjutan di lebih dari 90-an sekolah tujuan Jenjang SMA/SMK/MA yang tersebar luas di 11 provinsi di Indonesia (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Lampung). Untuk Wilayah Malaysia, kuota beasiswa Adem tahun ini berjumlah 375.
 
Sebagian besar peserta mengikuti seleksi yang diselenggarakan di Sabah (SIKK), Sarawak (CLC Rajawali, Bintulu), dan Johor Bahru. Proses seleksi meliputi kelengkapan dokumen administratif, tes kemampuan literasi dan numerasi, tes psikologi, wawancara dan uji bakat, tes keagamaan dan budi pekerti, serta tes kesehatan. Para penguji terdiri dari unsur Guru SIKK, Guru Bina CLC, dan Tim dokter profesional. Untuk di Sabah, di tengah proses seleksi, semua peserta juga sekaligus memproses penerbitan paspor di KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau.
 
Sebelum diantar menuju sekolah masing-masing, mereka dikumpulkan di SIKK untuk diberikan pembekalan. Dari soal pengenalan tentang keragaman budaya Indonesia, seluk-beluk pendidikan jenjang SMA, kesehatan dan pola hidup sehat, masalah ketahan-malangan, penyimpanan dokumen pribadi yang penting (paspor dll.), etika dalam bergaul dan bermedia sosial, penyalahgunaan narkoba, persiapan tinggal dan hidup di berbagai daerah di Indonesia, dan sebagainya.
 
Pada 15-21 Juli 2024, mereka diberangkatkan secara bergelombang dengan pesawat terbang ke daerah tujuan sekolah masing-masing, didampingi guru dan pembimbing yang sudah ditentukan. Keberangkatan mereka diatur melalui dua pintu keluar dari Sabah, yaitu Bandara Internasional Kota Kinabalu dan Pelabuhan Tawau (khusus untuk tujuan Kalimantan Utara).
 
Sudah menjadi tradisi, setelah proses lapor diri dan sebelum masuk ruang imigrasi bandara atau Pelabuhan Tawau, semua peserta mengabadikan momen lewat foto bersama seraya berteriak lantang dan kompak, “Kembalilah ke Indonesia Kita….”   (Nasrullah Ali Fauzi/Editor: Andrew Fangidae, Stephanie, Denty A., Seno Hartono)

Adapun daftar SMA/SMK/MA yang menjadi tujuan studi lanjut di Indonesia dapat dilihat di lampiran terpisah.

 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1951 kali