Upaya Kemendikbudristek Mengatasi Kesenjangan Pendidikan Melalui FELT 2024 22 Juli 2024 ← Back
Jakarta, 22 Juli 2024 — Dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melanjutkan upaya transformasi pendidikan melalui program Merdeka Belajar. Untuk menjalankan program tersebut, diperlukan perumusan kebijakan, strategi, dan program yang baik, sekaligus riset bidang pendidikan yang memadai dan berkualitas.
Melalui Pusat standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP), Kemendikbudristek bekerja sama dengan Article 33 Indonesia menyelenggarakan Forum on Education and Learning Transformation (FELT) 2024. Forum ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan ragam penelitian pendidikan dari berbagai kalangan, mendorong munculnya riset-riset baru di bidang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan kebijakan, serta memberi ruang bagi peneliti, akademisi, pakar pendidikan untuk mendiskusikan hasil risetnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, menyoroti tentang tantangan besar yang perlu dihadapi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan mengatasi kesenjangan pendidikan. Program Merdeka Belajar merupakan inovasi besar dan telah membawa dampak positif terhadap dunia pendidikan selama lima tahun terakhir.
“Melalui FELT 2024, kami ingin mendorong seluruh peserta untuk terlibat aktif menjadi bagian dari percakapan mengenai the construction body of knowledge dari bidang ilmu masing-masing. Sehingga, dari percakapan tersebut, banyak bidang keilmuan yang mampu menghasilkan ide atau inovasi untuk masalah di Indonesia, khususnya bidang pendidikan,” ujar Iwan Syahril, pada pembukaan FELT 2024 di Hotel Ayana Midplaza Jakarta Senin (22/7).
Dirjen Iwan menambahkan, tantangan ke depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah memecahkan masalah tata kelola pendidikan di tengah sistem desentralisasi. Lebih lanjut, Dirjen Iwan menyoroti perjalanan program Merdeka Belajar yang telah mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan kreativitas guru dalam mengatasi krisis pembelajaran.
“Praktik baik yang saya temukan, salah satunya di sekolah Papua Barat Daya. Sejak lama sekolah tersebut dikenal sebagai wadah bagi siswa yang nakal. Namun, dengan Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan oleh kepala sekolah, para murid mampu berinovasi untuk menghasilkan air bersih bagi lingkungan sekitar. Pada akhirnya, para murid yang dicap nakal tersebut mewakili provinsinya dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN),” tutur Iwan.
Iwan berharap, FELT 2024 mampu menghasilkan inovasi untuk mengatasi masalah kesenjangan di Indonesia. “Semoga paper yang nantinya akan dipresentasikan akan menginspirasi banyak pihak dan menjadi salah satu bentuk inovasi dalam pemecahan kesenjangan pendidikan di Indonesia,” pungkas Iwan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala PSKP Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, menyambut baik antusiasme para peneliti dan akademisi yang sudah mengirimkan abstrak paper hasil penelitian dalam FELT 2024. Gelaran ini menjadi forum untuk saling bertukar pikiran tentang berbagai macam dinamika pendidikan, khususnya fenomena akibat kebijakan maupun perubahan sosial secara umum.
“Nantinya, hasil-hasil riset ini sangat bermanfaat bagi Kemendikbudristek untuk menjadi bahan refleksi atas perumusan maupun penguatan dari kebijakan,” ungkapnya.
Irsyad menyebut, pada tahun 2023 PSKP telah menerima lebih dari 100 abstrak yang kemudian dipilih 18 paper yang dipresentasikan. Pada tahun 2024 ini, FELT menerima 215 abstrak dan meloloskan 31 paper untuk dipresentasikan.
“Penyelenggaraan FELT tahun ini mengangkat tema besar mengenai kesenjangan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, komitmen dan upaya besar Kemendikbudristek dalam mengatasi hal tersebut perlu terus dijaga keberlanjutannya. Melalui FELT ini, sekaligus kami juga mengajak kepada para peneliti dan akademisi untuk menjadi bagian dari upaya besar tersebut,” pungkas Irsyad.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif Article 33 Indonesia, Santoso, mengatakan bahwa tujuan dari penyelenggaraan FELT 2024 ini salah satunya adalah untuk mengumpulkan para peneliti di seluruh wilayah Indonesia, seperti perguruan tinggi, sektor pemerintah, non-governmental organization (NGO), maupun peneliti individu/independen.
“Tahun ini, jumlah abstrak yang diterima mengalami peningkatan hingga 100%, dengan total sebanyak 215 abstrak yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Selain dari sisi jumlah, kualitas dari abstrak tersebut juga semakin baik, dimana sebagian besar abstrak membahas tentang praktik baik inovasi dan metodologi pembelajaran yang beragam,” imbuhnya.
Santoso menuturkan, sebelum pelaksanaan FELT 2024, PSKP dan Article 33 Indonesia telah menggelar Road to FELT 2024, yang mendiskusikan beragam tema kesenjangan yang kemudian diangkat dalam FELT 2024.
“Diskusi Road to FELT 2024 menunjukkan bahwa kesenjangan di dunia pendidikan berkaitan erat dengan kesenjangan yang terjadi pada faktor-faktor lain di luar pendidikan, dan juga sebaliknya. Untuk itu, FELT 2024 menjadi momentum yang penting untuk memahami bagaimana masalah kesenjangan tersebut dapat diatasi,” tutup Santoso.
FELT 2024 berlangsung mulai tanggal 22 s.d 23 Juli 2024 dan dapat disaksikan secara daring di kanal Youtube PSKP Kemdikbud. Gelaran ini terbagi menjadi dua bagian, yakni Dialog Kebijakan pada 22 Juli 2024 dan presentasi paper terpilih pada 23 Juli 2024.
Pada sesi pertama Dialog Kebijakan, Dirjen PAUD Dikdasmen Iwan Syahril memberikan keynote speech. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan dan diskusi oleh para narasumber, antara lain Menno Pradhan dari University of Amsterdam, Zulfa Sakhiyya dari Universitas Negeri Semarang, Arief Anshory Yusuf dari Universitas Padjadjaran, dan Mohamad Fahmi dari Universitas Padjadjaran. Sesi paparan dan diskusi tersebut dimoderatori oleh Vivi Alatas yang juga merupakan senior advisor TNP2K.
Kemudian, pada sesi kedua Dialog Kebijakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbudristek Suharti Sutar menjadi guest speaker. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan oleh Anindito Aditomo selaku Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Javier Luque dari The Global Partnership Education (GPE), Asep Suryahadi dari The SMERU Research Institute, dan Trina Fizzanty dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kegiatan paparan dan diskusi kedua dipandu oleh Itje Chodidjah yang merupakan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#FELT2024
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 319/sipers/A6/VII/2024
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2848 kali
Editor :
Dilihat 2848 kali