Film Dokumenter Aku (Masih) Indonesia Perkuat Semangat Kebangsaan WNI di Singapura  26 Agustus 2024  ← Back


Singapura, Kemendikbudristek Perwakilan RI di Singapura lewat Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura luncurkan secara resmi penayangan film dokumenter berjudul "Aku (Masih) Indonesia" di Aula KBRI Singapura pada tanggal 17 Agustus 2024.
 
Peluncuran resmi film dokumenter tersebut dilaksanakan bertepatan dengan acara Syukuran Kemerdekaan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)  ke-79 Republik Indonesia. Film ini merupakan hasil kolaborasi epik antara Perwakilan RI di Singapura serta para mahasiswa Indonesia di Singapura.
 
Film dokumenter ini mengangkat kisah inspiratif dari empat warga Indonesia yang tinggal di Singapura dan dengan tegas memilih untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), meskipun banyak rekan senegaranya memilih untuk beralih kewarganegaraan karena berbagai alasan. Dengan durasi 15 menit, film ini menggambarkan secara mendalam alasan dan motivasi keempat individu ini dalam mempertahankan identitas mereka sebagai WNI.
 
Fenomena pindah kewarganegaraan memantik Atdikbud KBRI Singapura, Satrya Wibawa, kemudian mengajak mahasiswa Indonesia di Singapura yang dikoordiinir oleh Karisa, mahasiswi tahun terakhir di academy untuk memikirkan kolaborasi dalam hal mengangkat fenomena itu. PSB adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang dulunya adalah bagian dari training penjaminan mutu untuk industry Singapura.
 
Pada tahun 1996, berdirilah Singapore Productivity and Standards Board (PSB) yang menjadi cikal bakal PSB academy. Pada tahun 2000, PSB-IPT meluncurkan program pascasarjana pertamanya, yaitu Master of Business Administration bekerja sama dengan The University of Nottingham, Inggris.
 
”Seribu orang yang berpindah kewarganegaraan tidak bisa kita cegah. Mereka sudah pindah. Tapi kami berpikir, pasti masih ada yang tidak pindah dan mungkin tidak akan pindah. Itulah yang kami cari,” jelas Satrya.
 
”Loyalitas mereka menjadi menarik untuk disampaikan serta untuk menggugah yang lain,” sambung Satrya seraya menambahkan ide kolaborasi ini muncul saat obrolan sore sambil makan bakso di kantin KBRI. Karisa menyambut ide tersebut dan dalam waktu dua bulan naskah dan narasi dipersiapkan.
 
Film "Aku (Masih) Indonesia" merupakan upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri, mengenai pentingnya nasionalisme dan identitas kebangsaan. Melalui narasi yang disajikan, film ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia, terutama yang berada di luar negeri, untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan.
 
”Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menuntaskan ini dalam waktu dua bulan karena memang ditargetkan tayang saat acara HUT ke-79 RI,” ujar Karisa.
 
Karisa turut mengajak beberapa kawannya yang punya visi yang sama, melakukan riset singkat untuk menemukan subyek yang tepat dengan tujuan film ini. Satrya dan Karisa sepakat bahwa subyek-subyek dalam film ini harus mewakili beragam generasi, mulai dari generasi “Z” hingga mereka yang sudah tinggal puluhan tahun di Singapura.
 
Selanjutnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo menyatakan bahwa film ini menjadi bentuk penghargaan dan pengakuan atas loyalitas serta kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia.
 
"Kami ingin menyoroti bahwa menjadi Warga Negara Indonesia adalah sebuah keistimewaan yang tidak semua orang miliki, dan kami bangga akan mereka yang memilih untuk terus setia pada Tanah Air," ujar Dubes Suryopratomo. Data keimigrasian tahun 2022 menyatakan lebih dari seribu warga Indonesia berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura karena beragam alasan.
 
Beragam hal dan pernyataan menarik yang ditemukan dalam film ini, misalnya Cindy yang sudah sejak kelas satu SD tinggal di Singapura mengungkapkan bahwa pilihan untuk tetap menjadi WNI adalah keputusan yang didasarkan pada rasa cinta dan tanggung jawab terhadap bangsa.
 
"Banyak orang berpikir untuk pindah kewarganegaraan demi kenyamanan, tapi bagi saya, menjadi WNI adalah kehormatan yang tidak bisa ditukar dengan apapun," ujarnya. ”Suatu saat, saya akan kembali ke Indonesia untuk memberikan kesempatan lebih banyak kepada masyarakat Indonesia di daerah saya,” tegas Cindy.
 
Film ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat Indonesia di Singapura, terutama mahasiswa yang turut andil dalam proses produksi. Mereka merasa bahwa karya ini merupakan representasi dari semangat kebangsaan yang harus terus dikobarkan di mana pun mereka berada.
 
Film ini akan tersedia untuk ditonton oleh masyarakat luas melalui platform sosial media Instagram @atdikbud_singapura serta youtube KBRI Singapura, sehingga pesan positif yang terkandung dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
 
Selain itu, film tersebut juga dapat disaksikan melalui tautan https://bit.ly/SayaMasihIndonesia
(Penulis: Atdikbud KBRI Singapura | Editor: Andrew Fangidae / Rayhan / Denty A. / Seno Hartono)

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 997 kali