Guru Nursanti: Platfrom Merdeka Mengajar Sumber Belajar yang Inovatif   29 Agustus 2024  ← Back



Bantul, Kemendikbudristek - Nursanti seorang guru yang sudah 20 tahun mengabdikan dirinya sebagai pengajar dan saat ini sedang mengajar di SMP Negeri 2 Pandak Bantul dan menjadi Guru Penggerak angkatan 3. Nursanti memiliki hobi membaca, menulis dan traveling untuk kegiatan pendidikan. Nursanti juga senang berbagi praktik baik dan senang belajar mengenai hal-hal baru.
 
Latar belakang Nursanti ingin menjadi seorang guru karena Nursanti ingin mencerdaskan anak-anak bangsa. Meskipun menurut Nursanti banyak pilihan profesi lain yang gajinya lebih menggiurkan. Meskipun pendapatan yang ia terima saat itu di bawah Rp100.000, namun semangat Nursanti dalam mendidik anak-anak, memberikannya motivasi yang luar biasa untuk bertahan.
 
Hingga akhirnya, setelah 10 tahun menjadi guru honorer Nursanti lolos dalam seleksi Aparatur Sipil Negera Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK).  “Sampai saat ini, saya sangat senang menjadi guru yang harus menghadapi berbagai karakter anak yang beragam. Saya bisa menikmati pekerjaan guru yang berkaitan dengan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia,” ujar Nursanti.
 
Ia juga menyadari bahwa sebagai pendidikan, dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karenanya, ia giat mencari berbagai sumber belajar. Salah satunya dengan menggunakan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Banyak manfaat yang dirasakan Nursanti, seperti bisa berbagi dan berkolaborasi dengan seluruh guru di Indonesia.
 
“(Dalam PMM) Ada pelatihan mandiri tanpa harus berbayar, akses Rapor Pendidikan dan banyak fitur lainnya hingga fitur baru yang sangat relevan dengan perkembangan zaman saat ini. Selain itu, saya bisa mengunggah perangkat ajar, cerita praktik, bukti karya, menulis artikel webinar PMM, dan menjadi teman belajar PMM baik moderator atau narasumber Nasional. Saya juga bisa melakukan pengelolaan kinerja dan bisa saling memberi dan menerima untuk kemajuan pendidikan,” ujarnya menguraikan begitu banyak manfaat yang didapatkannya dari PMM.
 
Adapun hasil yang sukses diterapkan Nursanti di Komunitas Belajar yang sudah Nursanti pimpin mencakup perubahan pola pikir guru dalam mengajar. Di mana guru yang awalnya mengajar secara teacher centered atau berpusat pada guru, berubah menjadi student centered atau berpusat pada murid. “Materi dan pola pembelajaran yang dulunya monoton sama setiap tahun, kini sudah mulai berubah dengan kreativitas yang sesuai perkembangan zaman. Mindset guru zaman dulu sudah berubah dengan mindset guru zaman sekarang. Walaupun agak sulit merubah hal yang baru, namun bersama komunitas belajar yang berlandaskan rasa sabar, ikhlas, dan tidak putus asa, akhirnya bisa merubah pola pikir guru dalam mengajar,” terang Nursanti.
 
Inovasi produk ajar atau sistem pembelajaran yang dihasilkan Nursanti untuk menambah minat belajar anak adalah dengan mendidik dengan melibatkan anak. Nursanti memberikan keleluasaan peserta didik untuk menentukan pendapatnya. Menurut Nursanti dengan memberikan kemerdekaan tersebut anak bisa lebih kreatif dan inovatif untuk menghasilkan produk-produk pembelajaran. “Guru sebagai fasilitator pembelajaran bukan sebagai seorang diktator yang harus ditakuti murid. Namun sebagai pengayom yang selalu menuntun murid untuk mencapai tujuannya. Merdeka belajar dan merdeka berkarya membuat anak semakin mantap menjalani pembelajarannya,” ujar Nursanti mantap.
 
Tak jarang, inspirasi mengajar yang didapat Nursanti justru berasal dari muridnya. Ia juga kerap memperhatikan minat, bakat, serta latar belakang lingkungan untuk mendapatkan sumber ide dalam mengajar. Selain itu, ia juga banyak membaca buku, mengakses informasi dari internet, Youtube, berbagai platform media sosial dan tulisan dalam PMM yang inspiratif. “Semua hal baik bisa saya jadikan sumber ide dalam mengajar,” ungkap Nursanti.
 
Berkat model pembelajaran yang lebih dinamis, peserta didiknya menjadi lebih mudah dalam mengajar. Murid pun lebih mudah menerima materi pembelajaran yang diberikan.
 
“Jangan pernah berhenti untuk belajar dan jangan takut salah ketika menerapkan hal baru dalam Kurikulum Merdeka. Dari kesalahan itu, akan meningkatkan kapasitas kita karena tanpa pernah salah maka kita tidak akan pernah tahu kebenaran yang sesungguhnya seperti apa. Tetap semangat untuk menjadi pendidik yang mencerdaskan anak bangsa. Bersama kita pasti bisa,” pesan Nursanti untuk seluruh guru anggota Komunitas Belajar.*** (Penulis: Siti Nur Isnaeni Kusumadewi/Editor: Denty A.)

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1282 kali