Khoiry Nuria: Semangat Pengajar TPA Membangun Dunia Pendidikan Hingga Menjadi Kepala Sekolah  25 Agustus 2024  ← Back



Sleman, Kemendikbudristek --- Rr. Khoiry Nuria Widyaningrum, S.Pd., M.Pd. adalah nama lengkap Kepala SD Karangmloko 1 Ngaglik, Sleman. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Koordinator Guru Penggerak di Kabupaten Sleman, D. I Yogyakarta. Khoiry Nuria merupakan Guru Penggerak Angkatan 3 tahun 2021 yang memiliki hobi jalan-jalan dan mengobrol sambil ngopi.
 
Khoiry Nuria sudah menjadi guru sejak 2007. Latar belakangnya ingin menjadi guru karena terinspirasi dari kedua orang tuanya yang merupakan seorang guru. Ia juga ingin bermanfaat untuk banyak orang dan mendapatkan amal jariah.
 
Saat masih duduk di bangku SMP, Khoiry Nuria sudah mengajar anak-anak TPA mengaji dan ketika SMA, Khoiry Nuria sudah dipanggil ibu guru. “Terinspirasi dari orang tua, kebetulan semuanya guru. Sejak SMP saya sudah mengajar anak-anak mengaji di TPA. Di SMA sudah dijuluki Bu Guru. Saya ingin bermanfaat untuk banyak orang dan dapat amal jariah. Menyebarkan ilmu yang bermanfaat dan selalu mengalir sebagai amal jariyah,” ujarnya ketika diwawancara beberapa waktu lalu.
 
Adapun banyak manfaat yang dirasakan Khoiry Nuria setelah menempuh pendidikan Guru Penggerak yaitu adanya perubahan paradigma tentang pembelajaran yang berpihak kepada murid serta pengembangan aspek sosial emosional bagi guru.
 
“Setelah mengikuti kegiatan Guru Penggerak saya merasa materinya sangat bagus terutama untuk perubahan mindset filosofi pendidikan ala Ki Hajar Dewantara. Manfaatnya yang pertama adalah perubahan paradigma pendidikan baru. Kedua, (pembelajaran) lebih berpihak kepada anak. Ketiga, adanya (materi) sosial emosional. Kalau dulu apa yang kita lakukan untuk penguatan karakter hanya teori saja, sementara di sini pendekatannya filosofis sekali. Kita mempelajari kompetensi sosial emosi dan setiap apa yang kita berikan ke anak di pembelajaran itu harus dilihat dampak perilakunya,” terang Khoiry Nuria.
 
Hasil yang ia dapatkan setelah mengikuti pelatihan Guru Penggerak tersebut sukses diterapkannya di kelas mencakup perubahan pola pikir dalam mengajar. Ia kini menyadari bahwa mengajar tujuannya adalah untuk perubahan perilaku atau karakter anak. Lalu, penting juga kolaborasi untuk menambah relasi antarsesama guru seperti guru SD, SMP, dan SMA.
 
“Tentang pola pikir, saya menjadi sadar bahwa ternyata kita mengajar di kelas itu semata-mata tujuannya adalah perubahan perilaku anak alias karakter anak. Nah, selama ini mungkin  ketika kita ikut pengembangan diri, ikut bimtek dan sebagainya, harus dikembalikan ke murid, dampaknya ke murid. Sebenarnya tujuan (gerakan) Merdeka Belajar adalah murid, murid, dan murid. Sedangkan dulu fokusnya lebih ke karir pribadi,” ungkapnya.
 
“Sekarang menjadi pedoman saya ketika apa-apa kebijakan mengambil keputusan harus dikembalikan ke kepentingannya ke murid, apakah ini berdampak ke murid apa tidak. Itu yang paling saya ingat secara terus menerus dan saya lakukan sampai sekarang setelah mengikuti program Guru Penggerak,” ujar Khoiry Nuria penuh keyakinan.
 
Dalam menjalankan proses pembelajaran, banyak sumber inspirasi di sekitarnya yang diambil dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan murid. Inovasi produk ajar atau sistem pembelajaran yang sudah dihasilkan Khoiry Nuria untuk menambah minat belajar siswa yaitu membuat bintang kebaikan atau galeri direksi (galeri diri dan refleksi). Sumber ide dalam mengajar Khoiry Nuria didapat dari rekan sejawat dan juga dari Platform Merdeka Belajar (PPM). Di D. I Yogyakarta tercatat sebanyak 41.658 guru yang aktif di PMM dan untuk Kabupaten Sleman sendiri, ada 11.466 guru yang aktif di PMM.
 
Ketika ditanya, bagaimana tanggapan siswa dengan proses pembelajaran setelah guru mengikuti pelatihan Guru Penggerak, para siswa mengaku senang, lebih merasa dihargai serta mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat dan potensinya. Selain juga pembelajaran yang berlangsung sekarang terasa lebih fleksibel. 
 
Adapun pesan Khoiry Nuria untuk para calon guru penggerak, “Kepada para Calon Guru Penggerak (CGP), tetap semangat menempuh PGP. Selamat datang di gerbang perubahan pendidikan Indonesia, terus bergerak untuk berdampak.” *** (Penulis: Nadia Faradinna/Editor: Denty A.)
 
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 788 kali