Memahami Peluang Industri Semikonduktor melalui Acara Kopi Darat Pustaka Anak Bangsa PPI Jerman  14 Agustus 2024  ← Back



Berlin, Kemendikbudristek
– Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman sukses menyelenggarakan acara Kopi Darat Pustaka Anak Bangsa. Acara yang mengangkat tema “Bridging the Gap Between Research and Industry: Indonesia’s Road Map to Master Semiconductor Key Industry” ini berlangsung pada 28 Juni 2024 di Aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin secara hybrid. Kegiatan dihadiri 21 secara langsung, dan 27 lainnya secara daring.
 
PPI Jerman menghadirkan tiga narasumber kredibel di bidang semikonduktor dan mikroelektronik, yaitu Data Engineer di perusahaan Global Foundries, Wildan Abdussalam; Perwakilan Continental Automotive Technologies GmbH, Sri Wahyuni Basuki; dan Embedded Software Engineer di Infineon Technologies, Andi Sastra.
 
Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal, Arif Havas Oegroseno, memaparkan bahwa industri semikonduktor terus tumbuh dengan pesat sejak tahun 1970an. “Menurut data dari McKinsey & Company, pada tahun 2000 – 2009, industri semikonduktor menempati posisi ke-11 dari seluruh jenis industri di dunia. Kemudian pada tahun 2010 – 2019, naik ke peringkat empat, dan berlanjut pada tahun 2020- 2021 berada di posisi ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa peran industri semikonduktor semakin penting seiring dengan perkembangan teknologi,” jelas Havas.
 
Pada kesempatan yang sama, Ketua PPI Jerman, Agnia Dewi Larasati, yang merupakan mahasiswi Technische Universität München itu memaparkan bahwa di dunia yang sudah bergantung dengan teknologi dan digitalisasi, industri semikonduktor semakin penting untuk dikembangkan. “Setiap gawai elektronik membutuhkan semikonduktor, sehingga sudah saatnya Indonesia mulai mengembangkan industri semikonduktor guna memetik manfaatnya,” ungkap Agnia.
 
Dalam paparannya, Wildan Abdussalam menjelaskan terkait lingkungan kerja di perusahaan semikonduktor Global Foundries. “Sebagai Engineer yang bertanggung jawab atas alur kerja produksi, saya harus siap setiap waktu jika ada permasalahaan,” katanya.
 
Di sisi lain, Andi Sastra menjelaskan bahwa pasar semikonduktor diperkirakan tumbuh 13.1% pada tahun 2024, hingga mencapai rekor $588,36 miliar. “Pertumbuhan industri semikonduktor didorong oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya permintaan gawai elektronik, munculnya Internet of Things (IoT), meningkatnya pengadopsian kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan meningkatnya permintaan kedaraan Listrik,” urai lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
 
Sri Wahyuni Basuki menjelaskan semikonduktor lebih dari sisi teknis seperti jenis bahan untuk membuat semikonduktor, proses pembuatan semikonduktor, dan bagian-bagian semikonduktor seperti front-end dan back-end.
 
Acara dilanjutkan dengan sesi professional sharing session yang diisi oleh tiga narasumber yaitu, Cahyo Primawidodo, Anindhia Restraningtyas, dan Adam Deatama Refino. Pada sesi ini, peserta dapat berinteraksi dengan ketiga narasumber terkait pekerjaan dan studi di bidang semikonduktor.
 
Acara diakhiri dengan agenda ramah tamah. PPI Jerman berharap bahwa dengan diadakannya acara ini, para peserta yang tertarik dengan tema semikonduktor dan mikroelektornik dapat membangun jejaring sehingga terobosan-terobosan baru dapat tercipta. (Andriyansyah Perdana M, Atdikbud KBRI Berlin / Editor: Stephanie, Denty A.)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 129 kali