Pendidikan Guru Penggerak Membawa Perubahan Pola Pikir Positif Guru di Kabupaten Gunung Kidul  25 Agustus 2024  ← Back



Kab. Gunung Kidul, DIY, Kemendikbudristek — Pendidikan Guru Penggerak (PGP) membawa manfaat yang dirasakan tidak hanya oleh guru sebagai tenaga pengajar melainkan juga kepada murid yang ikut merasakan perubahan positif baik di bidang akademik maupun pola pikir. Iwan Muharji, Kepala Sekolah SMPN 3 Ngawen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Guru Penggerak (GP) Angkatan 6 yang telah mengabdi menjadi guru sejak tahun 2009 lalu. Ia adalah satu di antara 282 GP yang ada di Kabupaten Gunung Kidul.
 
Selama 14 tahun mengajar sebagai guru, motivasi awal Iwan Muharji berawal dari keinginannya untuk selalu berbagi kepada murid dan menularkan semangat belajar yang baik kepada murid. Iwan Muharji merasakan manfaat PGP dalam perubahan pola berpikirnya.
 
“Dahulu saya berpikir bahwa murid itu sepenuhnya dapat dibentuk oleh guru, secara kemampuan, karakter dan keterampilannya. Namun sekarang saya berpikir bahwa setiap anak adalah seorang individu yang unik dengan berbagai kelebihan masing-masing. Guru bertugas untuk menguatkan keunikan tersebut supaya murid dapat mempersiapkan kehidupan di masa yang akan datang,” Ujar Iwan Muharji.
 
Iwan Muhardi juga mengatakan bahwa Aset Based Thinking adalah salah satu modul Guru Penggerak (GP) yang membawanya memiliki keterampilan berpikir yang lebih cermat pada kelebihan murid daripada kekurangannya. Adapun munculnya keterampilan baru pada murid juga tidak hanya terpengaruh dari kepiawaian guru sebagai pelatih namun juga peran guru sebagai pendamping (trainer), dan pemecah masalah (konselor). Semua manfaat tersebut tentu dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dan pengelolaan di sekolah.
 
“Hasil dari perubahan pola pikir adalah saya menerapkan posisi sebagai manager di dalam kelas. Artinya saya memfasilitasi murid untuk belajar, melihat lebih luas tentang apa yang dapat saya lakukan di kelas. Tidak lagi berpikir bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar di dalam kelas. Namun guru jga memfasilitasi murid dalam belajar,” ujar Iwan.
 
Sebagai guru, ia melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan minat dan bakat muridnya. Terdapat media dan cara baru yang diterapkannya yakni berkaitan dengan optimalisasi teknologi. Metode pembelajaran yang berpusat pada murid, pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.
 
Iwan Muharji mengungkap bahwa sumber atau ide belajar bisa ia dapatkan dengan mudah. Semua lingkungan dapat menjadi sekolah dan guru baginya. “Saya dapat belajar dan berbagi pengalaman dengan ribuan guru melalui platform teknologi yang disediakan kementerian. Dan terus menggaungkan untuk tergerak, bergerak dan menggerakkan baik sesama Guru Penggerak maupun bukan Guru Penggerak.”
 
Murid juga memberikan tanggapan serta penilaian yang baik kepada guru setelah mengikuti pelatihan Guru Penggerak. Perubahan yang dirasakan oleh murid di kelas tentu membuat pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
 
"Untuk calon GP jangan sia-siakan kesempatan untuk dapat mengikuti PGP. Banyak pengetahuan yang didapat dan dapat langsung diterapkan untuk memberikan dampak positif kepada murid,” pesan Iwan Muharji. *** (Penulis: Natasya Rizqina/Editor: Denty A.)
 
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 941 kali