Platform Merdeka Mengajar (PMM) Primadona Pembelajaran Bagi Guru di Gunung Kidul  25 Agustus 2024  ← Back



Kab. Gunung Kidul, DIY, Kemendikbudristek — Platform Merdeka Mengajar (PMM) menjadi pendukung pembelajaran yang memudahkan tenaga pendidik dalam memberikan bahan ajar dan sebagai pemicu pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Ini dirasakan langsung oleh tenaga pendidik terutama Hadi Munawar, S.Ag, Guru Penggerak Komunitas Belajar Angkatan 6.
 
Telah mengajar selama 22 tahun sebelum purna tugas di SDN Wonosari Baru, Kabupaten, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ia mempunyai minat mengajar sejak kecil yang diteruskan menjadi guru. Aktivitas mengajar menjadi motivasi untuk terus memberikan manfaat kepada siswa-siswi hingga kini masih terus mengajar melalui forum-forum masyarakat dan sekolah yang ia dirikan bersama teman-temannya.
 
Hadi mengaku menggunakan PMM sejak sekolahnya menerapkan Kurikulum Merdeka. Berawal dari pengetahuan yang minim tentang PMM, ia lalu bersama rekan tenaga pendidiknya mempelajari panduan Kurikulum Merdeka dan mencari inspirasi dari PMM. “Seiring  berjalannya waktu, PMM terus berkembang dan update terus berlanjut. PMM memudahkan saya dalam mengajar, terutama dalam menu perangkat ajar, Capaian Pembelajaran (CP) dan Acuan Tujuan Pembelajaran (ATP) serta komunitas, yang dari sana saya dapat berkembang melakukan proses pengembangan diri bersama teman sejawat dari manapun,” terangnya.
 
Menu favorit Hadi adalah Asesmen Murid. “Saya, lebih mudah memetakan siswa-siswa saya di awal tahun dengan adanya Asesmen Murid,” ujar Hadi Munawar yang merasakan langsung manfaat PMM dalam proses belajar mengajar.
 
Lebih lanjut, ia merincikan perubahan positif yang signifikan pada komunitas belajarnya dari hasil ‘belajar’ melalui PMM. Perubahan tersebut adalah pola pikir guru yang lebih berkembang dalam mengajar yang dan kini lebih berorientasi kepada murid. Guru menjadi fasilitator bagi murid untuk belajar dari berbagai sumber.
 
Selain itu, guru kini sadar untuk aktif menggunakan teknologi dalam pembelajaran dan memanfaatkan gawai untuk membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menarik berupa video-video pembelajaran. “Sumber ide mengajar banyak didapat dari PMM baik pada video inspirasi maupun bukti karya, tapi yang lebih banyak dari webinar yang diadakan di komunitas. Terus terang sejak adanya pengelolaan kinerja, para guru jadi lebih semangat ikut webinar.”
 
Penerapan model pembelajaran yang lebih inovatif tentu dirasakan langsung oleh guru dan murid. Sebagai tenaga pendidik Hadi membagikan pengalamannya dalam mengajar dan perubahan yang terjadi ketika menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif yakni, pelaksanaan pembelajaran dinilai lebih mudah dan menyenangkan bagi murid dan guru terutama dengan penggunaan teknologi.
 
“Sumber belajar lebih luas, yang semula belajar dari buku paket, sekarang anak-anak dapat belajar dari sumber belajar apapun dan itu mudah dilakukan. Asesmen pun tidak lagi menyulitkan guru dan murid, semuanya jadi mudah. Pernah saya tanya kepada anak-anak untuk tes sumatif, kalian pilih mana pakai kertas atau pakai  HP? Lebih dari 90 persen anak memilih pakai HP dalam tes sumatif. PMM benar-benar menjadi pemicu pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran,” jelas Hadi antusias.
 
“Sebagai guru mari kita terus berusaha untuk tumbuh dan berkembang, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Secara pribadi belajar dan berinovasi tiada henti bisa adaptasi dengan perkembangan yang terjadi. Secara kelembagaan mari terus berusaha menumbuhkan lingkungan  yang kondusif di lembaga untuk terus belajar,” pesannya kepada para guru anggota Komunitas Belajar.
 
Hadi merupakan salah satu dari 7.959 guru di Kabupaten Gunung Kidul yang aktif di PMM dan merasakan langsung perubahan positif  dari pemanfaatan PMM. Pembelajaran yang inovatif dan pemanfaatan teknologi secara baik dan benar dapat berdampak bagi antusias murid dalam belajar. Dengan kemudahan akses dan fasilitas yang kini disediakan bagi guru dan murid, diharapkan transformasi pendidikan di Indonesia dapat berjalan kian pesat. *** (Penulis: Natasya Rizqina/Editor: Denty A.)



 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 8947 kali