Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Hasilkan 15 Rekomendasi  26 Agustus 2024  ← Back



Surabaya, Kemendikbudristek -- Direktorat Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyelenggarakan Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada 19-22 Agustus 2024 di Hotel Wyndham, Surabaya, Jawa Timur.

Kegiatan dengan tema “Transformasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk Meningkatkan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi secara Berkelanjutan”, bertujuan untuk mengoptimalkan layanan pemenuhan hak Penghayat Kepercayaan serta memperkuat komitmen para penghayat dalam upaya menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Sjamsul Hadi, mengatakan bahwa sarasehan nasional ini dalam rangkaian diskusi menjadi upaya-upaya menyiapkan eksistensi kepercayaan Terhadap Tuhan YME di 2025-2029.

Sarasehan Nasional yang diselenggarakan 5 tahun sekali dihadiri oleh 153 perwakilan organisasi penghayat kepercayaan memiliki Tanda Inventarisasi dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Direktorat KMA), Pemuda penghayat kepercayaan dan perempuan penghayat kepercayaan dan menghadirkan Akademisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Surabaya, Tokoh Lintas Agama Kota Surabaya, dan Organisasi Masyarakat Sipil.

Terdapat 153 perwakilan organisasi penghayat kepercayaan memiliki Tanda Inventarisasi dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Direktorat KMA), Pemuda penghayat kepercayaan dan perempuan penghayat kepercayaan, dengan total peserta 275 orang.

Dian Jennie Cahyawati, Ketua Puan Hayati Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengemukakan bahwa Kegiatan Sarasehan Nasional ini menjadi ruang yang sangat penting untuk mempertemukan berbagai pendapat dari berbagai organisasi terkait perkembangan, permasalahan, peluang dan tantangan yang dihadapi penghayat kepercayaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.

Senada dengan yang dikemukakan oleh Dian Jennie Cahyawati, dalam sarasehan nasional ini para penghayat membahas dan mendiskusikan perikehidupan penghayat kepercayaan dan masyarakat luas serta merumuskan rencana kerja untuk lima tahun ke depan. Materi utama yang dibahas dalam sarasehan antara lain pemanfaatan nilai nilai ajaran leluhur, penguatan organisasi dan pendataan penghayat, inklusifitas dan ekologi yang berkeadilan.

Masing-masing isu akan dibahas secara mendalam dan rinci dalam kelompok-kelompok diskusi yang terbagi dalam 5 tim. 5 tim kelompok diskusi menghasilkan 15 rekomendasi yang isinya, sebagai berikut:
  1. Penghayat kepercayaan mampu menjadi “Pelopor Toleransi Sosial” dan Pelestarian Lingkungan;
  2. Penghayat Kepercayaan mampu memberdayakan sumber daya ekonomi;
  3. Penghayat Kepercayaan mendorong kebijakan sistem pendidikan sistem pendidikan yang inklusif dalam pemenuhan hak penghayat kepercayaan;
  4. Penghayat kepercayaan mampu meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk apresiasi dan rekognisi yang semakin luas;
  5. Penghayat kepercayaan meningkatkan harmoni internal dalam menghadapi perubahan sosial;
  6. Pengurus organisasi penghayat kepercayaan meningkatkan kapasitas pengelolaan organisasi;
  7. Penghayat kepercayaan meningkatkan peran kelompok muda dan perempuan dalam organisasi dan paguyuban penghayat kepercayaan;
  8. Penghayat kepercayaan meningkatkan kemampuan swabela dalam pemenuhan hak penghayat kepercayaan;
  9. Penghayat kepercayaan melaksanakan sosialisasi keberadaan organisasi/paguyuban;
  10. Penghayat kepercayaan membentuk forum jaringan usaha;
  11. Tersedianya format baku dan digitalisasi sistem pangkalan data penghayat kepercayaan;
  12. Meningkatnya kesadaran untuk mengubah kolom agama menjadi kepercayaan di administrasi kependudukan;
  13. Meningkatnya kemampuan dalam pemanfaatan teknologi untuk pelestarian nilai-nilai luhur;
  14. Penghayat kepercayaan berperan melindungi hutan dan tanah yang bernilai ekologis;
  15. Pentingnya melakukan pendataan dan sertifikasi asset organisasi penghayat kepercayaan.
Berdasarkan hasil rekomendasi tersebut, Direktur Sjamsul, masing-masing organisasi dapat berkomitmen untuk bersama-sama mengimplementasikannya agar target program di lapangan dapat tercapai dengan maksimal.

“Melalui jejaring organisasi yang terbangun dengan baik di semua daerah maka berbagai program harapannya bisa berjalan dengan baik tidak hanya di tingkat pusat melainkan juga hingga ke provinsi, kabupaten/kota,” ucapnya.

Selanjutnya Asisten Deputi Koordinasi Memperteguh Kebhinekaan, Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, yang wakili oleh Joanna Novita, mengemukakan, “Dengan rekomendasi ini nanti kita menjadi program kerja apa yang perlu kita lakukan di masa mendatang. (Penulis: Lia Melanie/Editor: Denty A.)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2101 kali