Dedikasi Tiga Guru Inspiratif Bantu Kaum Marjinal di Maluku Utara  27 September 2024  ← Back


 
Ternate, Kemendikbudristek – Pepatah bahwa “Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, terbukti benar di Ternate. Setidaknya ini yang terpotret dari perjuangan para pendidik yang berjuang memutar roda pendidikan. Kisah berikut ini bercerita tentang keteladanan guru yang inspiratif dan berhasil mengubah hidup muridnya.
 
Bangun Sekolah PAUD dari Biaya Sendiri
 
Hingga saat ini, permasalahan di dunia pendidikan begitu beragam. Banyaknya permasalahan membuat para guru bergerak mencari solusi demi memajukan pendidikan di daerahnya. Adalah Kepala Sekolah PAUD Ake Gaale, yang bernama Rohani Sidangoli. Ia adalah salah satu sosok inspiratif dari Maluku Utara yang membangun Sekolah PAUD menempel dengan rumahnya dengan biaya sendiri. Ia melihat saat itu lingkungan rumahnya belum ada sekolah PAUD karena biaya yang relatif mahal padahal pendidikan usia dini penting sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar. Keterbatasan saat itu adalah kurangnya guru dan minimnya dana untuk menunjang sarana prasarana. Akhirnya ia melibatkan komunitas atau karang taruna untuk mengajar seni tari dan budaya di ‘sekolahnya’.
 
Rohani juga melihat bahwa stunting menjadi isu utama meskipun daerahnya dikelilingi laut. Semestinya masyarakat bisa memperoleh ikan segar dengan mudah. Namun hal kekurangan gizi pada anak masih menjadi momok di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, ia berinsiatif mendirikan Kantin Sehat. Ia melihat bahwa orang tua cenderung malas memasak makanan yang bergizi untuk anaknya. Inilah yang membuat ia tergerak untuk menjajal berjualan makanan bergizi. Rohani tak menyangka makanan yang ia jual ternyata bisa mendatangkan pemasukan dan bisa membiayai guru honorer yang mengajar di sekolahnya.
 
Adapun jumlah siswa di sekolahnya hanya ada 30 anak, dengan latar belakang profesi orang tua yang beragam seperti nelayan, pedagang juga karyawan. “Kadang orang tua tidak punya uang untuk bayar uang sekolah, tapi saya akan selalu cari jalan keluar supaya anak-anak tetap bisa sekolah,” ungkapnya dalam kunjungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke Ternate, Kamis (19/9).
 
Dalam menarik minat belajar siswa, Rohani mengembangkan sistem pembelajaran yang memerdekakakan anak. Hasilnya, para siswa menjadi sangat senang pergi sekolah. Saat ini PAUD Ake Gaale menjadi inspirasi untuk sekolah lain, bahkan sekolah dari Halmahera Utara juga datang untuk melakukan studi banding ke sekolahnya. Para guru juga bersemangat mengajar para siswa. Mereka diberikan pembekalan dan penguatan, dan saat ini para guru berkolaborasi mencari ide-ide untuk pembelajaran.
 
Inovasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Untuk Siswa SLB
 
Kisah lainnya datang dari Guru Bahasa Inggris di SMP LB di Ternate, bernama Fani. Mengawali perjalanan karirnya, Fani punya segudang impian yang ia ingin tuangkan menjadi program untuk memajukan pendidikan di sekolahnya. Namun ia sadar selama masih menjadi guru maka keinginannya tersebut menjadi terbatas. Setelah ia dilantik menjadi kepala sekolah pada tahun 2021, sekolahnya mengikuti program Sekolah Penggerak. “Hal ini menjadikan sekolah kami lebih maju dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain,” ujarnya.
 
Melalui program Sekolah Penggerak, siswa berkebutuhan khusus dilatih untuk mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan memiliki keterampilan. Ia menjelaskan para siswa tersebut mampu menghadirkan sesuatu yang punya nilai jual melalui perkembangan teknologi. Para guru mengajarkan cara menanam sayur di sebuah lahan samping sekolah yang disebut “Kebun Literasi”. Kebun tersebut dilengkapi beberapa speaker guna pemberian informasi bagi siswa tentang tumbuhan. Hasil tanaman dari Kebun Literasi bisa dikonsumsi masyarakat dan bisa dijual di pasar.  Ia juga mengenalkan media sosial pada peserta didiknya agar mereka bisa menjual hasil tanaman di lokapasar.
 
Menimba Ilmu ke Amerika, Pulang Menjadi Guru Garis Depan
 
Kisah inspiratif lainnya juga datang dari guru di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Pengabdian dalam situasi yang penuh tantangan tidak selalu menjadi pilihan yang mudah. Namun, mental pejuang dan dedikasi yang tinggi dimiliki oleh Azis Wahyudi, salah satu guru di SMP Negeri 23 Halmahera Barat, Maluku Utara. Cita-citanya untuk membantu membangun pendidikan dalam lingkungan yang terbatas, menggedor semangat Azis dalam mengubah nasib generasi muda yang kurang beruntung dalam akses pendidikan.
 
Ia melihat banyak siswa SMP yang masih belum bisa membaca dan hal inilah yang menggerakkannya untuk mengikuti pelatihan ke Amerika guna menguasai teknik pembelajaran literasi bagi orang dewasa. “Saya membuat instrumen kemampuan membaca para siswa sesuai jenjangnya,” jelasnya.
 
Ia juga bercerita pentingnya melengkapi pembelajaran siswa dengan buku-buku yang sesuai jenjangnya. Ia menjabarkan salah satu cara mengajar membaca yang disenangi siswa yaitu dengan merekam cara pengucapan di telepon seluler para siswa agar mereka bisa berlatih di rumah. “Guru mengajar siswa berdasarkan kondisi mereka bukan kontekstual dan hasil pembelajaran tidak perlu sama dengan siswa yang di kota,” terangnya lebih lanjut.  
 
Azis mengungkap fakta bahwa banyaknya siswa SMP yang belum bisa membaca karena mereka di rumah diasuh oleh neneknya yang juga tidak bisa membaca. Orang tua siswa kebanyakan merantau atau sibuk bekerja. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, ia juga melakukan pendekatan ke berbagai pihak di antaranya dengan memanfaatkan kumpulan ibu–ibu di sekolah dan juga pihak gereja.
 
Meskipun mayoritas masyarakat di daerahnya beragama Kristen, Azis bangga dengan tingginya toleransi kepada yang berbeda keyakinan. “Ketika warga ingin memberikan makanan, mereka pasti bertanya apakah saya boleh makan itu atau tidak,” katanya seraya berujar bahwa banyak kaum marjinal yang harus dibantu dan ia ikhlas mengabdi untuk negeri.
 
Kerja keras ketiga guru ini membuat mereka mendapatkan penghargaan sebagai sosok inspiratif dalam memajukan pendidikan di daerahnya. Rohani Sidangoli, adalah pemenang sosok Inspiratif Merdeka Belajar tingkat nasional tahun 2023. Fanny, S.Pd, Kepsek SMPLB Negeri Ternate adalah finalis Kepala Sekolah Inovatif tingkat SLB pada HGN tahun 2023. Azis Wahyudi adalah Guru SMP Negeri 23 Halmahera Barat, meraih kategori Guru Dedikatif tingkat Nasional pada Hari Guru Nasional (HGN) 2023. (Penulis: Rona Uly/Editor: Denty A.)

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 22 kali