KBRI Berlin dan TU Braunschweig Jalin Kerja Sama Pengembangan SDM di Sektor Semikonduktor 20 September 2024 ← Back
Braunschweig, Kemendikbudristek – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi semikonduktor, KBRI Berlin melakukan kunjungan kerja ke Technische Universität Braunschweig (TU Braunschweig), salah satu universitas teknik terkemuka di Jerman pada Jumat, 20 September 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki kerja sama pendidikan dengan mengirimkan calon mahasiswa S-2 dan S-3 dari Indonesia di bidang semikonduktor, serta memperluas peluang penelitian bersama antara Indonesia dan Jerman.
Delegasi KBRI Berlin yang dipimpin langsung oleh Bapak Duta Besar, bersama Koordinator Fungsi Ekonomi, Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, disambut hangat oleh jajaran pimpinan TU Braunschweig. Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden TU Braunschweig, Prof. Dr. Angela Ittel, didampingi oleh Daniel Prades dan Tobias Voss dari Institut Semikonduktor/Laboratorium Emerging Nanometrology (LENA), serta Margarethe Schuseil, Kepala International Office.
KBRI Berlin menilai bahwa TU Braunschweig merupakan salah satu mitra strategis dalam upaya memperkuat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jerman, khususnya dalam bidang teknologi semikonduktor. TU Braunschweig dikenal sebagai salah satu universitas teknik terbaik di Jerman dengan fasilitas penelitian yang canggih, terutama di bidang nanoteknologi dan semikonduktor.
Presiden TU Braunschweig, Prof. Dr. Angela Ittel, dalam paparannya menyampaikan bahwa universitas ini menawarkan program Master dalam Quantum Technologies in Electrical and Computer Engineering, sebuah program yang sepenuhnya diajarkan dalam bahasa Inggris.
Prof. Ittel menambahkan, bahwa program ini berfokus pada perangkat kuantum, sensor, komputasi kuantum, serta aplikasi teknik elektro dan teknologi semikonduktor. Program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari partisipasi TU Braunschweig dalam Quantum Valley Lower Saxony, pusat penelitian utama Jerman di bidang komputasi kuantum. Kolaborasi dengan lembaga penelitian terkemuka seperti Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB) dan German Aerospace Center (DLR), serta kemitraan dengan industri semikonduktor.
Sementara itu, Atdikbud KBRI Berlin, Roniyus Marjunus, “Berkaca pada fasilitas dan dukungan dari berbagai lembaga tersebut, calon mahasiswa Indonesia yang akan menempuh studi master di sini akan memiliki nilai tambah dan pengalaman yang holistik,“ ungkapnya.
Lebih lanjut, delegasi KBRI Berlin juga diajak ke fasilitas penelitian unggulan di TU Braunschweig, yaitu Laboratory for Emerging Nanometrology (LENA). LENA merupakan pusat riset terkemuka yang melibatkan 11 institut dari 4 fakultas serta 4 departemen PTB, dengan dukungan lebih dari 110 peneliti. Laboratorium ini dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih untuk karakterisasi semikonduktor, seperti Transmission Electron Microscope (TEM), Scanning Electron Microscope (SEM), dan sejumlah alat penelitian lainnya. “Keunggulan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat menarik minat mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di TU Braunschweig, baik di jenjang S-2 maupun S-3,” kata Roniyus.
Dalam diskusi yang berlangsung, TU Braunschweig menyampaikan keterbukaannya untuk menerima mahasiswa master dan kandidat Ph.D dari Indonesia di bidang semikonduktor. Tidak hanya itu, universitas ini juga terbuka untuk menjalin kerja sama penelitian bersama dengan para peneliti dari Indonesia. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi kedua negara untuk saling bertukar pengetahuan dan inovasi di bidang teknologi yang sangat strategis ini.
Terkait Letter of Intent (LoI) yang diajukan sebelumnya oleh KBRI Berlin, pihak TU Braunschweig menyambut baik proposal tersebut dan berkomitmen untuk membahas draft LoI yang diajukan KBRI Berlin secara internal sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap penandatanganan. LoI ini adalah untuk mengukuhkan komitmen kedua pihak untuk menjalin kerja sama di bidang semikonduktor. (Andriyansyah Perdana M, Atdikbud KBRI Berlin/Editor: Rayhan, Denty)
Delegasi KBRI Berlin yang dipimpin langsung oleh Bapak Duta Besar, bersama Koordinator Fungsi Ekonomi, Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, disambut hangat oleh jajaran pimpinan TU Braunschweig. Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden TU Braunschweig, Prof. Dr. Angela Ittel, didampingi oleh Daniel Prades dan Tobias Voss dari Institut Semikonduktor/Laboratorium Emerging Nanometrology (LENA), serta Margarethe Schuseil, Kepala International Office.
KBRI Berlin menilai bahwa TU Braunschweig merupakan salah satu mitra strategis dalam upaya memperkuat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jerman, khususnya dalam bidang teknologi semikonduktor. TU Braunschweig dikenal sebagai salah satu universitas teknik terbaik di Jerman dengan fasilitas penelitian yang canggih, terutama di bidang nanoteknologi dan semikonduktor.
Presiden TU Braunschweig, Prof. Dr. Angela Ittel, dalam paparannya menyampaikan bahwa universitas ini menawarkan program Master dalam Quantum Technologies in Electrical and Computer Engineering, sebuah program yang sepenuhnya diajarkan dalam bahasa Inggris.
Prof. Ittel menambahkan, bahwa program ini berfokus pada perangkat kuantum, sensor, komputasi kuantum, serta aplikasi teknik elektro dan teknologi semikonduktor. Program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari partisipasi TU Braunschweig dalam Quantum Valley Lower Saxony, pusat penelitian utama Jerman di bidang komputasi kuantum. Kolaborasi dengan lembaga penelitian terkemuka seperti Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB) dan German Aerospace Center (DLR), serta kemitraan dengan industri semikonduktor.
Sementara itu, Atdikbud KBRI Berlin, Roniyus Marjunus, “Berkaca pada fasilitas dan dukungan dari berbagai lembaga tersebut, calon mahasiswa Indonesia yang akan menempuh studi master di sini akan memiliki nilai tambah dan pengalaman yang holistik,“ ungkapnya.
Lebih lanjut, delegasi KBRI Berlin juga diajak ke fasilitas penelitian unggulan di TU Braunschweig, yaitu Laboratory for Emerging Nanometrology (LENA). LENA merupakan pusat riset terkemuka yang melibatkan 11 institut dari 4 fakultas serta 4 departemen PTB, dengan dukungan lebih dari 110 peneliti. Laboratorium ini dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih untuk karakterisasi semikonduktor, seperti Transmission Electron Microscope (TEM), Scanning Electron Microscope (SEM), dan sejumlah alat penelitian lainnya. “Keunggulan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat menarik minat mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di TU Braunschweig, baik di jenjang S-2 maupun S-3,” kata Roniyus.
Dalam diskusi yang berlangsung, TU Braunschweig menyampaikan keterbukaannya untuk menerima mahasiswa master dan kandidat Ph.D dari Indonesia di bidang semikonduktor. Tidak hanya itu, universitas ini juga terbuka untuk menjalin kerja sama penelitian bersama dengan para peneliti dari Indonesia. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi kedua negara untuk saling bertukar pengetahuan dan inovasi di bidang teknologi yang sangat strategis ini.
Terkait Letter of Intent (LoI) yang diajukan sebelumnya oleh KBRI Berlin, pihak TU Braunschweig menyambut baik proposal tersebut dan berkomitmen untuk membahas draft LoI yang diajukan KBRI Berlin secara internal sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap penandatanganan. LoI ini adalah untuk mengukuhkan komitmen kedua pihak untuk menjalin kerja sama di bidang semikonduktor. (Andriyansyah Perdana M, Atdikbud KBRI Berlin/Editor: Rayhan, Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1085 kali
Editor :
Dilihat 1085 kali