Membanggakan, Guru Bahasa Jepang SMAN 1 Yogyakarta Terima Penghargaan Tahun Reiwa Ke-6  13 September 2024  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek Di sebuah sudut kota Jakarta yang tenang, udara terasa kental dengan antusiasme. Kediaman Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, telah berubah menjadi perayaan bahasa dan budaya yang semarak. Pada tanggal 9 Agustus 2024, dinding-dinding rumah bergema dengan tawa dan obrolan para pengajar yang berdedikasi pada semangat yang sama—pengajaran bahasa Jepang.

Acara ini sangat istimewa; ini adalah malam untuk menghormati mereka yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menumbuhkan pemahaman yang mendalam tentang Jepang di hati generasi muda Indonesia.

“Bahasa Jepang bukanlah bahasa yang mudah untuk dipelajari,” Dubes Masaki memulai sambutannya, suaranya beresonansi dengan ketulusan.

“Oleh karena itu, saya sangat senang melihat begitu banyak guru Indonesia yang berbagi bahasa yang penting ini dengan para siswa mereka. Hal ini sangat penting bagi hubungan bilateral kita,” sambung Masaki.

Tatapannya menjelajahi seluruh ruangan, dan mendarat di wajah-wajah bangga para guru yang berkumpul dari Asosiasi Guru Bahasa Jepang Indonesia (AGBJI), asosiasi guru bahasa Jepang terbesar di Indonesia yang beranggotakan lebih dari 2.000 guru.

Di antara mereka hadir Lussy Novarida Ridwan, Ketua Umum AGBJI. Lussy telah mendedikasikan hidupnya untuk mengajar bahasa Jepang di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Yogyakarta, tempat ia memulai perjalanannya pada tahun 2005.

Tepuk tangan yang membahana saat ia menerima Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Paruh Pertama Tahun Reiwa Ke-6. Sebuah penghargaan atas kontribusinya mempererat dan memperkuat hubungan persahabatan Jepang dengan Indonesia dalam memperluas pendidikan bahasa dan budaya Jepang di Indonesia.

Penghargaan ini bukan hanya sekedar piala, tetapi juga pengakuan atas komitmen Lussy yang tak pernah surut. “Penghargaan ini bukan hanya milik saya, tetapi juga milik setiap guru yang telah menginspirasi muridnya untuk belajar,” kata Lussy, suaranya tegas namun penuh emosi.

Lussy mengingat tantangan yang ia hadapi ketika pertama kali memutuskan untuk belajar bahasa Jepang. “Orang tua saya mempertanyakan pilihan saya - 'Mengapa bahasa Jepang? Tapi saya didorong oleh mimpi, terinspirasi oleh kisah Oshin.”

Oshin—sebuah nama yang memiliki makna mendalam bagi Lussy. Drama televisi Jepang dari tahun 1980-an itu telah memikat hatinya, menggambarkan kehidupan Shin Tanokura, seorang wanita yang mengatasi kesulitan besar untuk mencapai kesuksesan.

“Seperti Oshin, saya menghadapi rintangan, tetapi saya tetap bertahan,” cerita Lussy, matanya berbinar-binar mengenang perjalanannya. “Saya percaya bahwa setiap perjuangan adalah batu loncatan menuju kejayaan.”
Lussy yang memiliki hobi jogging, bertaman, dan menulis buku ini turut berbagi praktik baik beragam kegiatan yang telah dilakukannya. Dia telah memprakarsai program Safari Edukasi AGBJI pada tahun 2021, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru bahasa Jepang dan pemelajar bahasa Jepang di Indonesia.

“Melalui webinar, seminar nasional, dan internasional, lokakarya, dan kompetisi, kami telah membentuk komunitas guru bahasa Jepang yang dinamis,” jelasnya. Komitmennya terhadap keunggulan terpancar saat ia berbicara tentang Olimpiade Nihongo, sebuah kompetisi nasional yang memamerkan bakat siswa dalam berbagai aspek bahasa dan budaya Jepang semisal lomba pidato, kaligrafi, desain karakter, News Anchor, dan Cover Sing.
 
 
Saat menjelaskan keberhasilan program ini (Safari Edukasi AGBJI), Lussy menekankan pentingnya praktik-praktik terbaik dalam pendidikan. “Kita harus menciptakan lingkungan yang tidak hanya mendorong pembelajaran, tetapi juga mendorong kreativitas dan kolaborasi,” ujarnya dengan suara lantang dan penuh keyakinan.

“Praktik-praktik terbaik yang kami terapkan hari ini akan membentuk masa depan siswa-siswi kami dan memastikan pertumbuhan pendidikan bahasa Jepang yang berkelanjutan di Indonesia,” ucapnya seraya berharap Safari Edukasi Tahun 2024 yang akan berlangsung pada bulan Oktober 2024 akan menarik minat banyak guru dan siswa pembelajar bahasa Jepang untuk berpartisipasi.

Dubes Masaki melanjutkan sambutannya. “Sungguh menginspirasi melihat individu seperti Lussy yang berkomitmen untuk menjembatani budaya melalui pendidikan. Kepemimpinannya di AGBJI adalah contoh cemerlang tentang bagaimana satu orang dapat membuat perbedaan,” urai Masaki.

Dengan AGBJI yang terbentuk pada tanggal 25 Oktober 2007, Lussy tidak hanya menjadi seorang guru tetapi juga seorang pemimpin, mentor, dan teman bagi para pendidik dan siswa yang tak terhitung jumlahnya. “Bersama-sama, kita dapat menginspirasi generasi untuk merangkul bahasa dan budaya Jepang,” pungkas Lussy.

Tampak hadir mendampingi Lussy saat menerima penghargaan yaitu, Kepala Subbagian Tata Usaha, Rohimat dan Penanggung Jawab Pembinaan Organisasi Profesi, M. Taufan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Informasi mengenai AGBJI dapat diakses melalui tautanr esmi media sosial Instagram https://www.instagram.com/agbji_official?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=ZDNlZDc0MzIxNw==
(Andrew Fangidae / Editor: Stephanie, Denty A., Seno Hartono)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1337 kali