Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO, Berkomitmen Mengarusutamakan Naskah Nusantara  05 September 2024  ← Back


 
Cheongju, Kemendikbudristek — Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mendapatkan penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024.
 
Jikji Memory of the World Prize adalah penghargaan yang diberikan oleh UNESCO kepada individu, institusi, atau lembaga swadaya masyarakat di negara anggota yang berkontribusi secara signifikan terhadap upaya pelestarian dan perluasan akses warisan dokumenter, termasuk naskah kuno. Jikji Memory of the World Prize telah dimulai sejak 2004 dan diselenggarakan setiap dua tahun. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan kesadaran tentang warisan dokumenter yang berharga bagi kemanusiaan. Hingga 2022, tercatat sembilan lembaga di dunia yang mendapat penghargaan ini.
 
Dalam Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024, Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang mendapatkan anugerah ini sekaligus yang pertama dari Indonesia. Para juri menilai kontribusi luar biasa Perpusnas terhadap usaha pelestarian dan perluasan akses terhadap naskah Nusantara, melalui pelaksanaan program ekstensif dalam penyelamatan dan peningkatan akses warisan dokumenter selama dua dekade terakhir.
 
Hal ini dilakukan sejak lahirnya Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang meliputi beragam kegiatan yakni advokasi, inventarisasi, akuisisi, preservasi, digitalisasi, peningkatan kapasitas SDM, hingga kajian dan diseminasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan.
 
Penyerahan anugerah Jikji Memory of the World Prize dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang juga merupakan Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz didampingi Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan di Cheongju, Korea Selatan, pada Rabu (4/9).
 
Dalam pidatonya, Aminudin Aziz menyatakan anugerah ini menjadi tanda kepercayaan masyarakat dunia terhadap Perpusnas. "Membangun ekosistem yang berkelanjutan untuk program pelestarian dan aksesibilitas naskah memang menantang, namun sangat membanggakan jika ekosistem tersebut memungkinkan lebih banyak orang dapat mengambil manfaat dari warisan dokumenter ini,”ujarnya.
 
Dia menekankan perlunya kolaborasi internasional untuk bersama-sama memperkuat akses agar nilai-nilai kearifan dalam naskah kuno sebagai memori kolektif bangsa dapat terwariskan bagi generasi kini dan mendatang. Capaian ini juga menjadi sarana penyemangat bagi Perpusnas yang pada 2024 menetapkan Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai program prioritas Perpusnas.
 
Menurutnya, capaian ini tidak akan diraih tanpa adanya dukungan dan partisipasi aktif dari para mitra Perpusnas seperti asosiasi profesi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), akademisi, komunitas pernaskahan seperti Ngariksa, lembaga perpustakaan, arsip dan museum, serta program-program digitalisasi internasional seperti program Dreamsea dan EAP British Library.
 
“Pemangku yang paling penting adalah para pemilik naskah yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap naskah Nusantara. Ekosistem pernaskahan ini harus senantiasa diperkuat agar kesadaran masyarakat tentang pentingnya naskah Nusantara yang menyimpan memori bangsa dapat menjadi sumber informasi sekaligus sumber inspirasi,” urainya.
 
Capaian Perpusnas yang digarisbawahi oleh dewan juri internasional adalah program-program penyebarluasan informasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan. Hingga 2023, Perpusnas telah menghasilkan sebanyak 710 buku yang berbasis naskah Nusantara, baik berupa alih aksara, alih bahasa, kajian dan saduran. Bahkan pada 2024, 100 buku seri komik berbasis naskah akan diterbitkan.
 
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas raihan ini. Dia menyoroti pentingnya manuskrip sebagai jendela untuk memahami sejarah, budaya, dan pengalaman hidup masa lalu.
 
“Upaya kolektif kita untuk meningkatkan pelestarian dan aksesibilitas terhadap warisan dokumenter harus terus berlanjut. Saya mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas penghargaan yang layak diterima ini,” ucapnya.
 
Dewan juri internasional yang memberikan rekomendasi atas penghargaan ini juga mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan penyebaran informasi naskah Nusantara melalui berbagai program, termasuk festival naskah nasional, publikasi yang luas, serta inisiatif pendidikan untuk anak-anak dan pemuda. (Penulis: Tim Perpusnas/Editor: Rayhan, Denty)
 
Daftar pemenang UNESCO/Jikji Memory of the World Prize:
 
2005 – National Library of the Czech Republic
2007 – Phonogrammarchiv, Austrian Academy of Sciences
2009 – National Archives of Malaysia
2011 – National Archives of Australia
2013 – Apoyo al Desarrollo de Archivos y Bibliotecas (ADABI) (Mexico)
2016 – Iberarchivos Programme for the Development of Ibero-Ameran Archives
2018 – SAVAMA DCI (Mali)
2020 – Tuol Sleng Genocide Museum (Cambodia)
2022 – The American University in Cairo
2024 – National Library of Indonesia


Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1190 kali