KBRI Berlin dan RWTH Aachen Jalin Kerja Sama Tingkatkan Industri Semikonduktor Indonesia 09 Oktober 2024 ← Back
Berlin, Kemendikbudristek – Upaya diplomasi dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan teknologi terus digencarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin. Delegasi KBRI Berlin yang dipimpin oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, mengunjungi RWTH Aachen, salah satu universitas teknologi terkemuka di Jerman, pada 9 Oktober 2024, guna memperkuat pengembangan industri semikonduktor di Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, Dubes RI bersama delegasi KBRI yang terdiri dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Roniyus Marjunus, dan Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan (Pensosbud), Budi Annisa Sidi, berkesempatan untuk bertemu dengan Presiden RWTH Aachen, Ulrich Rüdiger.
Pertemuan tersebut menghasilkan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara KBRI Berlin dan RWTH Aachen. LoI ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembangunan industri semikonduktor di Indonesia, baik pengiriman sejumlah mahasiswa Indonesia ke RWTH Aachen maupun melalui penelitian bersama di bidang ini. Dalam sambutannya, Dubes Arif Havas menekankan pentingnya pengembangan kapasitas nasional di sektor semikonduktor, mengingat krisis kekurangan semikonduktor global yang berpengaruh signifikan terhadap berbagai sektor industri strategis dan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Ulrich Rüdiger menyambut baik LoI tersebut dan menyebutkan bahwa LoI ini hanyalah permulaan. “Untuk mencapai hasil yang optimal, kami perlu melibatkan lebih banyak pihak dari jurusan-jurusan terkait semikonduktor di RWTH Aachen, seperti Institut untuk Teknologi Semikonduktor, Teknik Material, Teknik Elektro, serta bidang Micro dan Nanoteknologi,” ungkap Rudiger. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam memastikan kerja sama yang produktif dan berdampak nyata bagi industri teknologi di Indonesia.
Kunjungan ke RWTH Aachen ini juga memberikan kesempatan bagi Dubes RI dan delegasi KBRI Berlin untuk melihat langsung fasilitas laboratorium dan clean room universitas tersebut, yang saat ini merupakan ruang bersih terbesar di Jerman. Clean room ini dilengkapi dengan fasilitas canggih yang mendukung penelitian terpadu, memberikan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk melakukan riset akhir yang relevan dengan teknologi semikonduktor. Dubes RI menilai fasilitas ini sebagai potensi luar biasa bagi mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan mereka.
Keesokan harinya, pada 10 Oktober 2024, Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno menyampaikan kuliah umum di RWTH Aachen dengan tema pencapaian SDG 14: Life Below Water. Kuliah umum ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dan dosen RWTH Aachen, tetapi juga oleh diaspora Indonesia di sekitar kota Aachen.
Selain itu, Dubes RI juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Aachen, Hilde Scheidt, guna membahas berbagai bentuk kerja sama budaya dan pertukaran masyarakat antara Indonesia dan Jerman. Keduanya menegaskan pentingnya hubungan yang sudah lama terjalin antara kedua negara, termasuk hubungan khusus Aachen sebagai kota tempat studi Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie, sebelum mengembangkan industri dirgantara di Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, Roniyus Marjunus, berharap bahwa kunjungan ini menjadi momentum bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di bidang semikonduktor dan mendukung rencana strategis pemerintah dalam membangun industri teknologi nasional. "Kunjungan ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi generasi muda Indonesia untuk berperan aktif dalam kemajuan industri teknologi bangsa," tuturnya. (Andriyansyah Perdana M dan Atdikbud KBRI Berlin/Editor: Rayhan, Denty)
Pertemuan tersebut menghasilkan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara KBRI Berlin dan RWTH Aachen. LoI ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembangunan industri semikonduktor di Indonesia, baik pengiriman sejumlah mahasiswa Indonesia ke RWTH Aachen maupun melalui penelitian bersama di bidang ini. Dalam sambutannya, Dubes Arif Havas menekankan pentingnya pengembangan kapasitas nasional di sektor semikonduktor, mengingat krisis kekurangan semikonduktor global yang berpengaruh signifikan terhadap berbagai sektor industri strategis dan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Ulrich Rüdiger menyambut baik LoI tersebut dan menyebutkan bahwa LoI ini hanyalah permulaan. “Untuk mencapai hasil yang optimal, kami perlu melibatkan lebih banyak pihak dari jurusan-jurusan terkait semikonduktor di RWTH Aachen, seperti Institut untuk Teknologi Semikonduktor, Teknik Material, Teknik Elektro, serta bidang Micro dan Nanoteknologi,” ungkap Rudiger. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam memastikan kerja sama yang produktif dan berdampak nyata bagi industri teknologi di Indonesia.
Kunjungan ke RWTH Aachen ini juga memberikan kesempatan bagi Dubes RI dan delegasi KBRI Berlin untuk melihat langsung fasilitas laboratorium dan clean room universitas tersebut, yang saat ini merupakan ruang bersih terbesar di Jerman. Clean room ini dilengkapi dengan fasilitas canggih yang mendukung penelitian terpadu, memberikan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk melakukan riset akhir yang relevan dengan teknologi semikonduktor. Dubes RI menilai fasilitas ini sebagai potensi luar biasa bagi mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan mereka.
Keesokan harinya, pada 10 Oktober 2024, Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno menyampaikan kuliah umum di RWTH Aachen dengan tema pencapaian SDG 14: Life Below Water. Kuliah umum ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dan dosen RWTH Aachen, tetapi juga oleh diaspora Indonesia di sekitar kota Aachen.
Selain itu, Dubes RI juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Aachen, Hilde Scheidt, guna membahas berbagai bentuk kerja sama budaya dan pertukaran masyarakat antara Indonesia dan Jerman. Keduanya menegaskan pentingnya hubungan yang sudah lama terjalin antara kedua negara, termasuk hubungan khusus Aachen sebagai kota tempat studi Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie, sebelum mengembangkan industri dirgantara di Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, Roniyus Marjunus, berharap bahwa kunjungan ini menjadi momentum bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di bidang semikonduktor dan mendukung rencana strategis pemerintah dalam membangun industri teknologi nasional. "Kunjungan ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi generasi muda Indonesia untuk berperan aktif dalam kemajuan industri teknologi bangsa," tuturnya. (Andriyansyah Perdana M dan Atdikbud KBRI Berlin/Editor: Rayhan, Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 498 kali
Editor :
Dilihat 498 kali