Kesadaran Arkipelagis dalam Membangun Identitas Indonesia 07 Oktober 2024 ← Back
Makassar, 7 Oktober 2024 - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengajak mahasiswa dan akademisi Universitas Hasanuddin, Makassar, untuk mereimajinasikan Indonesia sebagai negara arkipelagis. Dalam kuliah umum yang berlangsung pada Senin (7/10), Hilmar menegaskan pentingnya memposisikan laut sebagai pusat identitas budaya dan ekonomi bangsa.
"Indonesia selama ini lebih didominasi oleh cara berpikir kontinental yang berfokus pada daratan. Sudah saatnya kita mengubah perspektif itu dan melihat laut sebagai ruang yang menghubungkan kita, bukan memisahkan," kata Hilmar dalam kuliah yang bertajuk "Reimajinasi Indonesia: Berpikir Arkipelagis".
Hilmar menjelaskan bahwa konsep arkipelagis berasal dari etimologi kata "arkhi" yang berarti memimpin dan "pelagos" yang berarti laut. Perspektif arkipelagis, lanjutnya, menempatkan laut sebagai ruang relasional yang menyatukan masyarakat dan wilayah yang ada di Nusantara.
"Laut menjadi pusat interaksi sosial, budaya, dan ekonomi yang menghubungkan pulau-pulau dengan identitas yang cair dan plural. Dengan cara pandang ini, Indonesia tidak lagi dilihat sebagai negara yang terbagi-bagi oleh lautan, tetapi justru disatukan olehnya," jelasnya.
Konsep ini sangat penting untuk mendorong kesadaran bahwa laut adalah pusat dinamika budaya dan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya kearifan lokal dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan ketimpangan pembangunan antarwilayah.
Menurut Hilmar, Indonesia Timur memiliki potensi besar, terutama dari segi maritim. Ia mencontohkan bahwa Papua memiliki hutan tropis seluas 30 juta hektar dan mangrove seluas 1,86 juta hektar, yang jika dikelola secara berkelanjutan bisa memberikan nilai ekonomi yang signifikan. Potensi ekonomi ini, kata dia, harus dioptimalkan dengan pendekatan yang berbasis arkipelagis.
Pendidikan Maritim Sebagai Kunci
Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan bahwa pendidikan maritim menjadi salah satu pilar penting dalam Peta Jalan Kebudayaan yang disampaikan oleh Kemendikbudristek. Pendidikan ini bertujuan untuk mengenalkan masyarakat, khususnya generasi muda, pada pentingnya laut sebagai ruang budaya dan ekonomi.
“Pendidikan maritim harus diperkuat agar generasi muda memahami betapa pentingnya laut sebagai bagian dari identitas kita. Ini adalah langkah awal untuk membangun kesadaran akan potensi besar yang dimiliki oleh laut kita,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Hilmar juga menyinggung pengembangan tenaga ahli dan lembaga kebudayaan yang fokus pada pemajuan budaya maritim. Menurutnya, penelitian tentang sejarah dan potensi ekonomi laut sangat penting untuk mendukung visi Indonesia sebagai negara arkipelagis pada tahun 2030.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 491/sipers/A6/X/2024
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 503 kali
Editor :
Dilihat 503 kali