UNICEF Puji Kinerja Mendikbudristek dalam Mengubah Sistem Pendidikan di Indonesia 04 Oktober 2024 ← Back
Bali, Sanur, Kemendikbudristek – Mengubah paradigma berpikir dalam suatu sistem pendidikan yang kompleks bukanlah hal yang mudah. Terlebih ketika perubahan cepat harus terjadi di tengah krisis besar seperti Covid-19. Gateways Lead UNICEF, Frank van Cappelle, memuji kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, yang ia nilai berhasil membawa perubahan strategis dalam situasi yang sulit selama lima tahun terakhir.
“Yang paling berat itu adalah mengubah cara pandang dan pendekatan serta penerimaan terhadap perubahan-perubahan signifikan yang dibawa oleh teknologi. Menteri Nadiem sebagai seorang tech superstar, berhasil mengaplikasikan pengalamannya di industri, dengan membuat produk berstandar tinggi yang mampu mengubah wajah pendidikan di Indonesia,” ujar Frank.
Frank juga menekankan nilai penting kolaborasi pada masyarakat dengan karakteristik demografi dan geografi yang beragam. Setiap orang harus membawa misi yang sama dalam segala level, mulai dari perangkat sekolah, pemerintah, pembuat kebijakan, generasi lama dan generasi baru agar dapat menembus batas-batas yang menjadi tantangan. Dalam proses ini, transparansi menjadi kunci. Jujur dalam mengevaluasi kinerja, mana yang berhasil dan mana yang perlu diperbaiki harus menjadi nilai yang dijunjung oleh tiap pelaku perubahan.
“Kepemimpinan adalah kualitas yang harus dimiliki dalam tiap level dan kelompok. Dari sekolah hingga rumah, kepemimpinan inilah yang akan menghadirkan lingkungan belajar yang lebih baik bagi murid-murid kita. Selain itu, platform terintegrasi yang dipaparkan selama tiga hari ini telah memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa mendesain program dan kesempatan serupa ke negara masing-masing,” papar Frank dalam pidato penutup rangkaian kegiatan Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024.
Frank menilai, Indonesia sebagai negara keempat dengan ekosistem pendidikan terbesar di dunia mampu menciptakan produk dan program yang dapat menyentuh hingga ke daerah-daerah terpencil. Keberhasilan ini patut menjadi contoh, khususnya bagi negara-negara lain yang memiliki kompleksitas ekosistem serupa.
“Yang paling berat itu adalah mengubah cara pandang dan pendekatan serta penerimaan terhadap perubahan-perubahan signifikan yang dibawa oleh teknologi. Menteri Nadiem sebagai seorang tech superstar, berhasil mengaplikasikan pengalamannya di industri, dengan membuat produk berstandar tinggi yang mampu mengubah wajah pendidikan di Indonesia,” ujar Frank.
Frank juga menekankan nilai penting kolaborasi pada masyarakat dengan karakteristik demografi dan geografi yang beragam. Setiap orang harus membawa misi yang sama dalam segala level, mulai dari perangkat sekolah, pemerintah, pembuat kebijakan, generasi lama dan generasi baru agar dapat menembus batas-batas yang menjadi tantangan. Dalam proses ini, transparansi menjadi kunci. Jujur dalam mengevaluasi kinerja, mana yang berhasil dan mana yang perlu diperbaiki harus menjadi nilai yang dijunjung oleh tiap pelaku perubahan.
“Kepemimpinan adalah kualitas yang harus dimiliki dalam tiap level dan kelompok. Dari sekolah hingga rumah, kepemimpinan inilah yang akan menghadirkan lingkungan belajar yang lebih baik bagi murid-murid kita. Selain itu, platform terintegrasi yang dipaparkan selama tiga hari ini telah memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa mendesain program dan kesempatan serupa ke negara masing-masing,” papar Frank dalam pidato penutup rangkaian kegiatan Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024.
Frank menilai, Indonesia sebagai negara keempat dengan ekosistem pendidikan terbesar di dunia mampu menciptakan produk dan program yang dapat menyentuh hingga ke daerah-daerah terpencil. Keberhasilan ini patut menjadi contoh, khususnya bagi negara-negara lain yang memiliki kompleksitas ekosistem serupa.
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1165 kali
Editor :
Dilihat 1165 kali