KNIU Apresiasi 4 Perempuan Peneliti Indonesia Peraih Penghargaan L’Oréal-UNESCO FWIS 2024  13 November 2024  ← Back




Jakarta, Kemendikdasmen –
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO bekerja sama dengan L’Oreal berikan apresiasi L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) tahun 2024 untuk 4 (empat) perempuan peneliti yang dianggap telah memberikan kontribusi dalam mendukung agenda pembangunan nasional. Penyerahan apresiasi dilakukan di Jakarta pada tanggal 11 November 2024.

Penerima apresiasi L’Oréal-UNESCO FWIS tahun 2024 yang telah diseleksi secara ketat atas kontribusi dan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan Bencana, yaitu 1) Dosen Universitas Swiss German, Della Rahmawati; 2) Dosen Universitas Gadjah Mada Rachma Wikandari, 3) Dosen Institut Teknologi Bandung, Prasanti Widyasih Sarli, serta 4) Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional Deliana Dahnum.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, dalam sambutannya mengatakan bahwa masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh perempuan di ranah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti akses terhadap fasilitas penelitian dan pendanaan, serta stigma dan hambatan sosial.

“Terkhusus dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai ibu, istri, dan anggota keluarga. Selama lebih dari dua dekade, program (L’Oréal-UNESCO FWIS) ini telah menyediakan wadah bagi perempuan untuk berkarya, berbagi inspirasi, dan membangun karier dalam dunia sains.

Program ini tidak hanya membantu para perempuan peneliti Indonesia, namun juga mempersiapkan mereka untuk bersaing di panggung sains internasional,” sambung Itje.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemensainstek), Sri Suning Kusumawardani, menyampaikan apresiasi ats kolaborasi yang terwujud bersama L’Oréal Indonesia atas pelaksanaan program.

“Pembangunan berkelanjutan membutuhkan kontribusi dari setiap sektor, termasuk ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para perempuan peneliti. Kita dapat menyaksikan bahwa karya-karya para perempuan peneliti ini tidak hanya memperlihatkan kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam menjawab tantangan bangsa dan berkontribusi terhadap agenda pembangunan nasional,” ujar Sri Suning Kusumawardani.

Selanjutnya, Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza mengungkapkan bahwa dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan.
 
“Program L'Oréal-UNESCO For Women in Science adalah wujud nyata dari misi kami untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang  inklusif dan berkelanjutan. Lewat berbagai kolaborasi, kami berkomitmen untuk terus konsisten menghadirkan akses pelatihan dan kesempatan berjejaring.
 
Kami berharap, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, program ini dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta untuk terus berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat pengembangan ilmu pengetahuan,” jelas Junaid.
 
Tak ketinggalan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menyatakan bahwa L’Oréal Group telah menjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan budaya di Indonesia.

“Di Indonesia, kami secara langsung aktif dan berkomitmen untuk memajukan kesetaraan gender. Kami percaya bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang sangat penting, dan kami terus membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan,” pungkas Fabien.
 
Berikut penelitian yang telah dilakukan oleh empat perempuan peneliti yang terpilih sebagai finalis L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024. Mereka menghadirkan penelitian mengenai solusi konkret dan inovatif yang berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana di Indonesia;
  1. Dosen Universitas Swiss German, Della Rahmawati meneliti ketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak, melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu dan anak di Indonesia.
  2. Dosen Universitas Gadjah Mada, Rachma Wikandari mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
  3. Dosen Institut Teknologi Bandung, Prasanti Widyasih Sarli menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.
  4. Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Deliana Dahnum meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.

(Tim KNIU / Editor: Andrew Fangidae, Stephanie, Denty A., Seno Hartono)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 489 kali