Wayang dan Gamelan jadi Atraksi Favorit Siswa Saat Berkunjung ke KBRI Canberra 12 November 2024 ← Back
Canberra, Kemendikdasmen --- Siswa kelas 6 dari Southern Christian College, Tasmania berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Kamis (7/11). Didampingi oleh 4 guru, 27 siswa tersebut merasakan pengalaman mengenal Indonesia melalui presentasi singkat saat baru tiba di KBRI, lalu bermain wayang kulit, dan alat musik gamelan di Balai Wisata Budaya.
Dalam presentasi yang disampaikan oleh staf kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, siswa mendapat informasi umum tentang Indonesia. Para siswa diperkenalkan tentang ibu kota, makanan khas Indonesia, berapa provinsinya, hingga lokasi-lokasi wisata populer di Indonesia. Informasi tersebut memantik rasa ingin tahu siswa untuk lebih kenal dengan Indonesia.
Setelah mendengar paparan, para siswa dan guru diajak tur ke Balai Wisata Budaya, yang berlokasi di halaman samping gedung perkantoran KBRI Canberra. Para siswa dan guru berkesempatan untuk belajar memainkan wayang kulit dan berlatih singkat gamelan Jawa.
Oscar dan Lily, dua siswa yang terpilih untuk berperan sebagai dalang, membuat sebuah skenario dadakan saat memainkan wayang kulit. Awalnya keduanya canggung memegang wayang pertama kali, namun tak lama kemudian keduanya sudah lihai membuat percakapan sambil menggerakkan “tangan” pada wayang.
“Hai, Lily, apa rencanamu hari ini?” tanya Oscar.
“Saya ingin pergi ke pantai, karena Indonesia memiliki pantai yang indah,” jawab Lily.
Tak hanya Oscar dan Lily, dua siswa lain, Hanna dan Craig juga diberi kesempatan untuk menjadi dalang. Kali ini mereka bercerita bagaimana rasanya bisa ke KBRI.
“Hanna, bagaimana pendapatmu tentang kegiatan hari ini?” tanya Craig.
“Ini sangat menyenangkan, saya menikmati semua informasi dan pelajaran yang diberikan hari ini,” jawab Hanna yang disambut tepuk tangan siswa lain yang menyaksikan di belakang layar.
Pengalaman mengenal dan bermain wayang merupakan kali pertama bagi siswa dari Tasmania tersebut. Hugh Richardson, salah satu guru pendamping siswa mengatakan bahwa siswanya sangat antusias mengikuti program ini. Dan dia menyebut bahwa tahun depan akan kembali membawa siswa Southern Christian College ke KBRI Canberra. “Tahun depan kami pasti akan datang lagi, ini sangat menyenangkan. Anak-anak menyukainya,” ujarnya.
Setelah bermain wayang, siswa mendapat kesempatan untuk mencoba memainkan alat musik tradisional gamelan yang dipandu oleh staf kantor Atdikbud, Muhammad Nur Aziz. Agar semua siswa mendapat giliran memainkan gamelan, Aziz membagi siswa dalam dua kelompok sebanyak 13 dan 14 orang. Mereka bermain bergantian, jika tim pertama sedang bermain maka yang lain akan duduk dan menonton, begitu pula sebaliknya.
Aziz mengenalkan nama-nama instrumen dalam gamelan, sehingga siswa tidak hanya belajar memainkan tetapi juga tahu instrumen apa yang sedang mereka mainkan. “Di sini ada saron, slenthem, kendang, gong, bonang penerus,” kata Aziz sambil menunjuk masing-masing instrumen.
Atdikbud Mukhamad Najib menyambut baik setiap kunjungan sekolah ke KBRI Canberra. Menurutnya, Balai Wisata KBRI Canberra dapat menjadi miniatur untuk memberikan interaksi awal para siswa terhadap Indonesia. “Sampai dengan saat ini kita telah menerima kunjungan 7 sekolah. Hingga Desember kita masih punya daftar beberapa sekolah yang akan datang, kita bersyukur tawaran KBRI ke sekolah-sekolah untuk membawa para siswanya ke Balai Wisata Budaya mendapat sambutan yang baik dari para guru dan kepala sekolah,” tuturnya.
Kunjungan sekolah ke KBRI Canberra biasanya berlangsung selama satu jam, dengan ragam kegiatan yang telah disiapkan. Namun jika sekolah memiliki jumlah siswa yang banyak (lebih dari 30 orang), maka kegiatan bisa dilakukan hingga 1,5 jam. Dan apabila jumlah siswa melebihi 50 siswa, maka tim Atdikbud akan membuat dua sesi kunjungan. Dengan pengaturan seperti itu, harapannya pengalaman siswa di KBRI dapat terjaga kualitasnya, dan materi yang disampaikan juga lebih maksimal dan beragam. (Atdikbud KBRI Canberra / Editor: Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 15 kali
Editor :
Dilihat 15 kali