Inovasi Pensil Warna Bertema Kerajaan Galuh Menangkan FIKSI 2024  04 Desember 2024  ← Back



Kawali, Kemendikdasmen – Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2024 kembali menjadi ajang unjuk kreativitas bagi para siswa dari seluruh Indonesia. Salah satu tim yang berhasil mencuri perhatian adalah Art Pioneers dari SMAN 1 Kawali, dengan produk inovatif bernama PenArt. Produk ini tidak hanya menawarkan alat tulis biasa, tetapi juga membawa unsur budaya lokal yang memikat serta inovasi ramah lingkungan.
 
FIKSI 2024 adalah kompetisi yang diadakan untuk mendorong kreativitas dan inovasi para siswa di bidang kewirausahaan. Melalui ajang ini, para peserta didorong untuk mengembangkan ide-ide produk yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Tim Art Pioneers, yang terdiri dari Arif Rahman Nugraha dan Al Fath Muhamad Devana Kartasasmita, berhasil membawa konsep yang berbeda dengan produk PenArt.
 
PenArt adalah pensil warna inovatif yang mengusung tema Kerajaan Galuh, salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah Jawa Barat. “Kami ingin memperkenalkan sejarah lokal yang mulai dilupakan oleh generasi muda saat ini. Melalui PenArt, kami berharap anak-anak bisa belajar tentang sejarah sambil menggambar,” ujar Arif Rahman Nugraha, salah satu anggota tim.
 
Keunikan produk ini terletak pada desain pensil warna yang mengandung elemen budaya Kerajaan Galuh. Setiap pensil warna memiliki detail ornamen khas kerajaan dan dilengkapi dengan kartu karakter/tokoh dari Kerajaan Galuh. Selain itu, produk ini juga menyediakan fitur digital yang menarik. “Kami menambahkan kartu yang dapat di-scan menggunakan aplikasi Assembler Edu atau melalui barcode yang tersedia pada kartu. Ketika di-scan, anak-anak bisa melihat animasi atau informasi lebih lanjut tentang tokoh-tokoh Kerajaan Galuh,” jelas Al Fath Muhamad Devana Kartasasmita.

Salah satu aspek penting dari PenArt adalah penggunaan bahan alami dalam pembuatan isi pensil warnanya. Tim Art Pioneers menggunakan campuran cangkang telur dan tepung maizena sebagai bahan dasar pensil. “Kami melihat limbah kayu sebagai masalah besar di Indonesia, di mana kayu menjadi limbah urutan ketiga terbesar. Dengan PenArt, kami ingin mengurangi penggunaan kayu dan menggantinya dengan bahan alami yang lebih ramah lingkungan,” tambah Arif.
 
Penggunaan cangkang telur juga merupakan langkah inovatif dalam mengurangi limbah rumah tangga. Bahan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan tekstur yang lebih halus pada pensil warna, sehingga nyaman digunakan. “Kami ingin menciptakan produk yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkontribusi pada upaya pengurangan limbah dan pelestarian lingkungan,” kata Al Fath.
 
Mengembangkan PenArt bukanlah hal yang mudah bagi tim Art Pioneers. Salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah bekerja sama dengan vendor untuk memproduksi pensil dengan desain khusus. “Banyak vendor yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan kami, terutama terkait desain yang mengandung elemen budaya lokal. Namun, kami terus berusaha dan akhirnya menemukan solusi yang sesuai,” jelas Arif.

Selain itu, tim juga menghadapi kesulitan dalam mengintegrasikan fitur digital pada produk mereka. Menggunakan teknologi augmented reality melalui aplikasi Assembler Edu memerlukan waktu dan proses pengembangan yang cukup rumit. Namun, upaya tersebut berhasil diwujudkan, sehingga produk PenArt mampu memberikan pengalaman yang interaktif dan edukatif bagi pengguna.*** (Penulis: Afifah/Editor: Denty A.)


 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 53 kali