Keteladanan Guru adalah Kunci Penanaman dan Penguatan Nilai Moral Siswa 01 Desember 2024 ← Back
Sleman, Yogyakarta, 1 Desember 2024 - Guru adalah teladan bagi siswa-siswi dalam memahami pentingnya nilai-nilai tersebut. Melalui pendekatan yang penuh kasih sayang, pengajaran yang inklusif, dan sikap yang adil, guru dapat mengubah paradigma dan kebiasaan yang tidak sehat dalam lingkungan pendidikan menjadi nilai-nilai yang lebih positif. Nilai tersebut akan menumbuhkan rasa empati, toleransi, serta penghormatan antarsesama yang akan berdampak positif dalam kehidupan mereka, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pentingnya keteladanan guru ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, dalam kegiatan Seminar dari Kelas ke Kehidupan: Menanamkan Nilai-Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan. Ia mengatakan, sebagai garda terdepan dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, guru adalah agen perubahan yang memiliki kekuatan untuk membentuk pola pikir dan sikap siswa-siswi termasuk dalam isu kesetaraan gender.
"Dampak negatif perkembangan teknologi seperti adiksi gawai membuat tugas sekolah dan orang tua semakin berat. Peran guru menjadi sangat penting karena anak melihat siapa yang menjadi teladannya. Guru perlu mendampingi anak, karena mereka membutuhkan pembiasaan, harus diingatkan, dan diberi tahu. Selain itu, harus ada hubungan komunikasi yang baik antara sekolah, guru, dan orang tua untuk mendukung pembelajaran dan pembentukan karakter anak," ujarnya di Kabupaten Sleman, D. I, Yogyakarta pada Sabtu (30/11).
Selain keteladanan, penanaman karakter yang unggul pada diri siswa, praktiknya dapat dilakukan guru dengan melibatkan anak dalam aktivitas positif dan mengurangi penggunaan gawai.
Fajar mengungkap kecenderungan sikap anak-anak saat ini yang ingin serba instan dan kurang menghargai proses perjuangan yang harus ditempuh untuk mencapai sesuatu. Ketika anak tidak memandang proses pembelajaran maka ini bahaya. “Anak akan melihat, dia dapat apa sebelum akhirnya dia ingin melakukan sesuatu. Padahal yang lebih penting dari itu adalah anak memaknai proses perjuangan yang harus ia tempuh untuk mencapai tujuan,” urai Fajar.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan meluncurkan program "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", yang mencakup kebiasaan: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat yang cepat. Dari perspektif agama, filsafat, dan ilmu pendidikan, kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi karakter anak-anak Indonesia yang bermanfaat bagi diri mereka dan masa depan bangsa.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa membangun karakter adalah proses yang panjang sejak anak dalam kandungan. Oleh karena itu, peran guru sangat penting karena anak melihat siapa teladannya, siapa contohnya. Termasuk dalam penanaman nilai-nilai nirkekerasan dan kesetaraan gender di lingkungan pendidikan.
Fajar berharap, seminar ini menjadi wadah yang produktif bagi seluruh warga pendidikan untuk saling berbagi pengalaman, strategi, dan solusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih berkeadilan. "Mari bergotong royong untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua. Mari kita jadikan pendidikan karakter sebagai fondasi utama dalam membangun bangsa yang makmur, tangguh, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan masa depan," pungkasnya.
Tentang Seminar dari Kelas ke Kehidupan: Menanamkan Nilai-Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka), Rusprita Utami, dalam laporannya mengatakan bahwa pelaksanaan seminar ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran atas data kekerasan yang menunjukkan tren mengkhawatirkan. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) pada tahun 2024, tercatat 763 laporan kekerasan di lingkungan pendidikan yang melibatkan lebih dari 10.000 korban anak-anak.
"Realita ini menggambarkan adanya kegentingan dalam memberikan perlindungan yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi anak-anak di lingkungan pendidikan. Fenomena kekerasan yang terus meningkat ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani dan mencegah kekerasan, terutama dalam membentuk karakter generasi muda," tegasnya.
Kegiatan Seminar dari Kelas ke Kehidupan: Menanamkan Nilai-Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan, melibatkan peserta luring yang berasal dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul. Berasal dari berbagai unsur satuan pendidikan jenjang PAUD SD, SMP, SMA/SMK dan SLB sebanyak 250 orang guru dan juga sebanyak 5.000 orang guru yang bergabung secara daring dari seluruh wilayah Indonesia.
Rektor Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Warsiti, merasa bersyukur menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan seminar ini. “Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena milih UNISA sebagai tempat acara seminar ini. Seminar ini sangat penting bagi kita semua karena tadi disampaikan bahwa angka kekerasan dan kejadian kekerasan sudah mengintai di lingkungan satuan pendidikan tak terkecuali pendidikan tinggi.”
Salah satu peserta yang hadir, Guru Bidang Ekonomi di SMA Muhammadiyah Bantul, Sri Widyastuti merasa tertarik dengan acara ini karena sebagai pendidik, para guru harus terus mengembangkan diri seiring dengan tantangan zaman di era globalisasi. “Saya sebagai guru, butuh ilmu tentang bagaimana menerapkan pola didik yang nirkekerasan di zaman sekarang,” ucapnya.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 608/sipers/A6/XII/2024
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 924 kali
Editor :
Dilihat 924 kali