Praktik Baik SD Muhammadiyah Mentok Dukung Penguatan Karakter Anak 19 Januari 2025 ← Back
Bangka Belitung, Kemendikdasmen - Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akhir tahun lalu, mendapat sambutan positif di masyarakat. Beragam praktik baik yang telah dilakukan oleh sekolah salah satunya dapat dilihat di SD Muhammadiyah 3 Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Selaku kepala sekolah, Satriadi menyatakan antusiasmenya atas kebijakan Kemendikdasmen tersebut karena menyentuh langsung pada penguatan karakter anak. Praktiknya, pihak sekolah membuat lukisan di dinding kelas dan pintu gerbang sehingga anak-anak bisa dengan mudah membaca, mengerti, dan terbiasa melakukannya.
"Di kelas dan di pintu gerbang sudah kita lukis 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, supaya anak-anak tahu, semakin banyak membaca literasi, maka mudah dijalankan dan ingat terus," jelasnya beberapa waktu lalu.
Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Gerakan ini diluncurkan oleh Kemendikdasmen untuk mencetak generasi yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan global.
Kepsek Satriadi optimistis jika siswanya dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur dari 7 kebiasaan tersebut. Sebab, pihaknya telah terbiasa melakukan aktivitas pembelajaran yang selaras dengan itu. Satriadi menerangkan, setiap Senin para siswa upacara, berdoa, dan berolahraga ringan. Lalu, untuk menyelaraskan pembiasaan baik yang dilakukan sekolah, wali kelas menginformasikan ke orang tua untuk memberi tugas rumah yang sejalan dengan prinsip keteladanan yakni kondusif, piawai, Ahsan muamalah (menjadi anak yang Soleh/baik), religius, dan sami'na waato'na (taat kepada Tuhan dan perserikatan). "Tetap selalu menjalankan aturan berasaskan Islam dengan demikian akan menjadi anak yang cerdas dan soleh," ucapnya.
Implementasi penguatan karakter anak juga beririsan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diampu Badan Gizi Nasional. Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, MBG bisa menjadi bagian dari pendidikan karakter melalui makan sebagai medianya.
Seperti peningkatan spiritualitas dengan berdoa sebelum makan, disiplin waktu makan, bertanggung jawab menghabiskan makanan, menumbuh nilai persatuan dengan budaya makan bersama, mengimplementasikan hidup kebersihan baik dari tempat cuci alat makan, tempat cuci tangan, dan drainase. "Pastikan air kotor tidak menggenang dan menjadi sebab munculnya penyakit," imbuh Mu'ti seraya berharap tidak ada masalah dalam MBG jika segala persiapannya dilakukan secara matang.
Mendikdasmen menyarankan perlunya pelatihan relawan yang menyangkut teknis meliputi cara penyiapan makanan yang higienis. Ia juga mengatakan, MBG tidak hanya ditujukan untuk siswa melainkan juga guru.
Mewakili pemerintah daerah, Sukirman selalu Bupati Bangka Belitung berharap, adanya MBG turut membantu roda perekonomian masyarakat terutama bagi usaha katering sebagai mitra penyuplai makanan sehat tersebut. "Harapannya pemberian makanan ini tidak hanya memberikan makanan bergizi namun juga meningkatkan perekonomian masyarakat yang bisa menjadi mitra penyuplai," pungkasnya.* (Penulis: Denty A)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 153 kali
Editor :
Dilihat 153 kali