Fokus Perluasan Akses Pendidikan pada Daerah 3T ( 15 Januari 2015, Dilihat 1203 kali . )
“Arahan dari presiden adalah kita fokus pada daerah-daerah yang posisinya sekarang tertinggal,” ujar Mendikbud.
“Arahan dari presiden adalah kita fokus pada daerah-daerah yang posisinya sekarang tertinggal,” ujar Mendikbud.
Dalam APBN 2015, alokasi untuk dana fungsi pendidikan mencapai Rp409 triliun. Sedangkan sebesar Rp254 triliun dari alokasi tersebut akan diserahkan langsung ke daerah. Mendikbud mengatakan, dari Rp254 triliun tersebut porsi tersebar ditujukan untuk guru.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menghadiri rapat koordinasi dengan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Agenda rakor membahas alokasi dana fungsi pendidikan dalam APBN 2015.
Sebanyak 15 siswa dari 15 wilayah di Indonesia memaparkan buah pikirannya tentang rencana aksi pendidikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.
Masyarakat pendidikan setuju bahwa fondasi pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk dunia pendidikan luar biasa besar. Tidak heran jika pemerintah Indonesia memberinya gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
Mendikbud mengatakan, direktorat ini dibentuk sebagai suatu kebijakan dalam pendidikan orang tua. “Instrumennya bisa pakai sekolah dan pendidikan luar sekolah,” ujarnya.
Seluruh penggiat pendidikan tentu mengenal Ki Hajar Dewantara yang sering disebut Bapak Pendidikan. Ia seorang yang visioner dan telah membangun pondasi pendidikan yang luar biasa.
Berbagai bentuk pelayanan publik yang akan dibuat satu pintu antara lain izin belajar bagi peserta didik warga negara asing (WNA), rekomendasi bagi guru WNA, izin Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK), pengurusan sertifikasi guru, dan layanan lain di bidang pendidikan.
Izin bekerja bagi tenaga kerja asing di bidang PAUDNI penting untuk menjadi salah satu butir penilaian akreditasi bagi SPK, selain yang sudah tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 31 Tahun 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak dunia pendidikan optimis memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, investasi yang paling baik bukan sumber daya alam, melainkan investasi manusia, dengan meningkatkan mutu dan kualitas manusianya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyambut baik kunjungan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam rangka penyampaian kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di bidang pendidikan
Program sabak elektronik menjadi upaya pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Alat yang digunakan sebagai sarana untuk memasukan buku teks pelajaran ke perangkat elektronik ini menuai berbagai respon dari masyarakat.
Diharapkan, para pengelola SPK atau pengurus yayasan dapat mempersiapkan diri untuk diakreditasi sebab telah menjadi amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31 tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia.
Salah satu alasan pemerintah mengusung sabak elektronik (e-Sabak) sebagai alternatif pengganti buku pelajaran adalah efisiensi distribusi buku ke sekolah. Diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, biaya pengiriman buku baik di wilayah Jawa maupun luar Jawa sangat besar.
Sistem tata pamer di Tropen Museum dibuat sangat menarik, sehingga pengunjung tidak merasa bosan selama berada di museum.
Pengembangan Galeri Nasional diarahkan sebagai tempat untuk menanamkan sifat ke-Indonesiaan. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai upaya menjadikan Galeri Nasional sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.
Selain mengunjungi Perpustakaan Universitas Leiden dan KITLV di Belanda, Tim Kajian Sejarah STOVIA dari Museum Kebangkitan Nasional juga mengunjungi National Archieve Netherland (NAN) atau Arsip Nasional Belanda
Museum Kebangkitan Nasional menempati sebuah komplek bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1899 di atas tanah seluas 15.742 m2. Bangunan tersebut pada awalnya diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA)
Tim Kajian Sejarah STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dari Museum Kebangkitan Nasional melakukan kajian dengan menelusuri data primer sejarah STOVIA ke Belanda. Kajian Sejarah STOVIA dilaksanakan di Den Haag, Belanda, pada 5-12 Oktober 2014.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 161 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis keuangan penggunaan dan pertanggungjawaban dana bantuan operasional sekolah (BOS) tahun anggaran 2015
Museum Kebangkitan Nasional menempati sebuah komplek bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1899 di atas tanah seluas 15.742 m2. Bangunan tersebut pada awalnya diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), atau Sekolah Dokter Bumiputra.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menuturkan, pihaknya akan memprioritaskan program e-sabak di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) terlebih dahulu.
Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini perlu dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan TIK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan.
Tertanggal 11 Desember 2014, petunjuk teknis (Juknis) penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2015 dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.